Wednesday, 2 April 2008

Ada Budi Boga di PRODO

Belajar Dari Sukses Pria

Perempuan selalu membanggakan diri sebagai mahluk cantik penuh daya. Tapi di arena kerja, pria tetap merajai hampir semua bidang. Jika mau berbesar hati, apa yang bisa dipelajari dari kesuksesan pria?

Belajar Dari Sukses Pria – SAATNYA BERMAIN DI AREA UNISEKS, demikian judul artikel di majalah wanita bulanan PRODO, edisi April 2008. Di dalam artikel ini, banyak hal yang perlu diketahui wanita, terutama seputar potensi wanita di dalam berkarir. Terutama lingkup kerja yang kebanyakan didominasi para pria.

Mereka Yang Merajai Dunia Wanita

Si penulis, Arif C Wilopo, wartawan senior PRODO menurunkan tiga orang professional yang dianggap eksis di bidangnya. “Ironisnya,” kiprah mereka justru di wilayah kerja yang dianggap dan semustinya diratui perempuan. Jangan bilang hidup itu adil, karena mereka justru memiliki senjata yang sering tidak dimiliki perempuan. Lalu apa yang bisa dipelajari dari mereka? Semua jawabanya ada Di Majalah PRODO terbaru.

Adapun tiga orang professional yang didaulat PRODO untuk mewakili pria yang merajai karir di dunia wanita adalah;

GUSNALDI (Make up artist)

Gusnaldi memberikan kiat agar sukses berkarir, “Yang diperlukan total performance!” Bukan masalah wanita maupun pria untuk merahi9h sukses berkarir sebagai make up artist. Yang diperlukan adalah bekerja keras dan terus belajar.

BUDI SUTOMO (Praktisi kuliner)

Kuliner adalah kegairahan terbesar hidupnya, “Bekerja dalam industri kuiner memerlukan fisik yang kuat. Bayangkan, bekerja di area dapur yang sumpek dan panas serta terus bergerak dan berdiri seharian. Tidak banyak wanita mau dan mampu melakukannya” Kelebihan lain pria, “Siklus biologis perempuan-menstruasi, kehamilan, melahirkan bisa menjadi kendala untuk berprestasi. Saat perempuan menstruasi, terkadang emosi kurang bisa dikontrol serta indra pengecapnya tidak bekerja dengan baik, dan itu adalah bahaya bagi seorang juru masak!”

Denny Wirawan (Fashion Designer)

Sedangkan kiat suksesn Denny adalah terus menerus belajar dan bersaing secara fair. Menurutnya keunggulan desainer pria, “Kami melihat dan merancang busana untuk tubuh perempuan dengan kacamata obyektif.”