Tempuyung Peluruh Batu Ginjal
Tak disangka, tanaman yang banyak tumbuh secara liar ini punya manfaat penting bagi kesehatan manusia. Tempuyung yang punya nama lain Sonchus arvensis, ternyata ampuh mengatasi penyakit batu ginjal. Hanya khusus untuk batu ginjal saja? Tidak, penyakit asam urat pun bisa
dihadang dengan tanaman yang penyebarannya dengan biji ini. Istimewanya, mengkonsumsi tempuyung terjamin keamanannya, tidak menimbulkan efek atau minim efek samping yang berbahaya bagi tubuh manusia. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan penyakit batu ginjal? Penyakit batu ginjal adalah endapan CaCO3 atau kalsium karbonat yang mendekam pada ginjal atau kandung kemih. Tanpa penanganan yang baik, bisa gawat karena bisa berlanjut menjadi penyakit gagal ginjal. Secara medis, penyakit ini biasanya ditangani dengan cara mengonsumsi obat, operasi, penembakan sinar laser atau gelombang kejut. Penentuan cara yang hendak dipilih tentu saja sangat tergantung dari kondisi pasien.
Bila masih kecil maka batu ginjal diusahakan agar keluar bersama air seni. Obat-obatan yang bersifat diuretik alias pelancar pengeluaran urine, digunakan dalam kasus seperti ini. Tapi, bila batunya sudah membesar, obat pelancar pengeluaran air seni saja tidak cukup. Kudu ditambahkan obat penghancur batu untuk memecah dan mengeluarkan batu. Kalau batu ginjal itu terdiri atas garam karbonat, maka obat penghancurnya dipilih yang bisa menjadi asam di dalam ginjal sehingga senyawa karbonatnya hancur atau larut. Terkadang pula, dalam kasus yang disertai adanya luka, pengobatan pasien penderita batu ginjal memerlukan obat yang di dalam urine bersifat antibakteri. Kenapa luka tadi bisa terjadi? Luka tersebut terjadi karena batu telah merusak ginjal yang ditandai dengan adanya darah dalam kencing. Bila ukuran batu ginjal lebih gedhe lagi, penyembuhan bisa dilakukan dengan pemecahan batu menggunakan sinar laser atau gelombang kejut ultrasonik. Kalau upaya-upaya tadi belum membuahkan hasil juga, tindakan operasi pengangkatan batu biasanya dilakukan sebagai langkah akhir yang radikal. Sudah selesaikah masalahnya? Tidak selalu demikian. Karena seringkali setelah tindakan operasi dilakukan, batu ginjal masih mungkin muncul lagi. Sementara, kata operasi sendiri adalah sesuatu yang acapkali membuat orang ketakutan. Inilah saat tepat untuk kembali melirik kepada pengobatan alami dengan memanfaatkan tanaman yang bisa menghancurkan batu ginjal. Pakar obat-obatan tradisional sendiri sebenarnya sudah banyak menemukan tanaman yang memiliki efek diuretik (peluruh kencing) yang mampu meluruhkan (mendorong) atau litotriptik (menghancurkan) batu ginjal. Sudah tentu, hal ini menjadi angin segar bagi setiap orang yang terkena penyakit batu ginjal.
Beberapa tanaman yang telah diteliti tadi di antaranya tempuyung, srigunggu, sambang getih, gempur watu, dan keji beling IV. Dari sekian jenis tanaman tersebut tempuyunglah yang paling populer. Bagaimana kisahnya kok tempuyung bisa mencerai-beraikan batu ginjal?
Ini semua tak lepas dari daun tempuyung yang diketahui mengandung zat kalium berkadar cukup tinggi. Kehadiran kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai. Karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine. Batu ginjal pun tersingkir dengan sederhana. Meski demikian, mencegah penyakit tentu lebih baik daripada mengobatinya. Cara termudah untuk mencegah batu ginjal adalah dengan mengonsumsi air yang cukup banyak. Harapannya, garam-garam pembentuk batu ginjal bisa terencerkan dan tidak terjadi pengendapan. Kalau pun sudah terbentuk dengan ukuran renik, garam tersebut bisa terbawa keluar bersama air seni.
Si Liar yang Naik Kelas
Tempuyung alias Sonchus arvensis L, termasuk tanaman terna menahun yang biasanya tumbuh di tempat-tempat yang ternaungi. Tumbuhan ini hidup liar di Jawa, di daerah yang banyak hujan pada ketinggian 50 - 1.650 m dpl. Tumbuh di tempat terbuka atau sedikit terlindung di tempat yang bertebing, di pematang, di pinggir saluran air (Heyne, 1987). Daunnya berwarna hijau licin dengan sedikit ungu, tepinya berombak, dan bergigi tidak beraturan. Di dekat pangkal batang, daun bergigi itu terpusar membentuk roset dan yang terletak di sebelah atas memeluk batang berselang seling. Tempuyung sejatinya adalah tanaman liar yang biasa tumbuh di tegalan, pinggiran kebun, tanah terbuka, halaman rumah, di tebing-tebing, bahkan di dinding tembok. Di dinding tembok yang retak pun tempuyung dapat tumbuh karena bibitnya berbentuk biji dan dapat diterbangkan angin ke mana-mana sehingga cepat tumbuh kalau ada air atau udara lembab. Tempuyung masih sekeluarga dengan tanaman liar lain seperti sintrong, sesawi, sembung, kenikir, jotang, babadotan, dan bunga matahari.
Untuk keperluan pengobatan biasanya daun tempuyung digunakan dalam berbentuk serbuk daun kering yang diseduh. Sah juga menggunakan daun segar yang diseduh. Atau mengonsumsinya dalam sebagai lalapan, semuanya sama-sama memiliki khasiat obat yang mujarab. Karena khasiatnya ini, sekarang di beberapa tempat orang mulai sengaja menanamnya, bahkan membudidayakaannya.
Seperti yang disebutkan di awal tadi, tempuyung tak hanya bermanfaat untuk mengatasi batu ginjal, tapi bisa juga digunakan untuk asam urat. Ada apa dengan asam urat, dan berbahayakah penyakit ini?
Kelebihan asam urat dalam darah memang akan menjadi problem tersendiri. Karena akan menyebabkan pengkristalan pada persendian dan pembuluh kapiler darah, terlebih pada bagian yang dekat dengan persendian. Tahu akibatnya? Bila persendian digerakkan akan terjadi gesekan kristal-kristal tersebut sehingga menimbulkan rasa nyeri. Demikian juga bila kristal-kristal mengendap di pembuluh kapiler darah. Bila kita bergerak, kristal-kristal asam urat akan tertekan ke dinding pembuluh darah kapiler, sehingga ujung kristal yang runcing menusuk dinding pembuluh darah kapiler. Oleh karena itu timbullah rasa nyeri.
Penumpukan kristal asam urat yang kronis pada persendian menyebabkan cairan getah bening yang berfungsi sebagai pelincir (lubricant) tidak berfungsi. Akibatnya persendian tidak dapat digerakkan. Ini sering terjadi pada manula lantaran kelebihan asam urat yang tidak dihiraukan. Asam urat (uric acid), dinyatakan sebagai suatu senyawa alkaloida turunan purin (xanthine).
Wujudnya adalah kristal putih, tidak berbau dan berasa, mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN), sangat sukar larut dalam air, larut dalam gliserin dan alkali. Menurut Mathews (1991) dalam bukunya Biochemistry, asam urat dihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses metabolisme utama yaitu, suatu proses kimia dalam inti sel yang berfungsi menunjang kelangsungan hidup. Proses dimulai dari makanan berupa karbohidrat, protein, dan selulosa (serat) melalui suatu jalur proses kimia yaitu siklus KREBS yang akan menghasilkan tenaga (energi) dan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan tubuh. Bila terjadi penyimpangan dalam proses ini, terutama terjadi pada orang berusia 40 tahun keatas atau manula, maka asam urat akan menumpuk.
Selain yang terjadi secara alami, asam urat dalam darah juga dapat meningkat karena adanya faktor dari luar terutama dari makanan dan minuman yang dapat merangsang pembentukan asam urat. Jenis makanan yang dapat merangsang pembentukan asam urat adalah makanan yang mempunyai kadar karbohidrat dan protein tinggi. Contoh makanan jenis ini adalah kacang-kacangan, kerupuk emping atau mlinjo, terutama jeroan, dan coklat karena mengandung teobromina suatu alkaloida turunan purin. Demikian juga minuman yang mengandung kafeina seperti, kopi, teh, dan cola juga akan menyebabkan peningkatan asam urat. Ini semua dikarenakan kopi, teh dan kola mengandung alkaloida turunan purin(ksantin). Kalau dalam darah kadar alkaloida ini cukup tinggi, maka dengan adanya enzim ksantin oksidase akan terbentuk asam urat. Penanggulangan atau pencegahan secara medik terhadap rasa nyeri pada persendian atau rematik ini belum begitu banyak dilakukan, karena tidak ada obat-obatan yang dapat mengurangi kadar asam urat yang berlebihan dalam darah. Secara medik diusahakan untuk mengurangi rasa nyerinya dengan pemberian obat analgetika (penghilangkan rasa sakit atau nyeri) atau memberikan analgesika (obat gosok) untuk mengurangi sakit pada bagian yang nyeri. Kadang-kadang diberikan diuretik untuk memperbanyak keluarnya cairan dalam tubuh dengan harapan sebagian asam urat tersebut akan keluar bersama cairan tersebut. Tetapi cara terakhir tidak banyak membantu. Walaupun demikian, berdasarkan penelitian telah ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat menekan terjadinya asam urat dalam tubuh.
Menurut Paul Cos dan kawan-kawan dari Department of Pharmaceutical Sciences, University of Antwerp, Belgia, beberapa senyawa flavonoida bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja ensim ksantin oksidase dan reaksi superoksida, sehingga pembentukan asam urat jadi terhambat atau berkurang.
Berdasarkan mekanisme diatas, beberapa tumbuhan obat asli Indonesia (OAI), berdasarkan kandungan kimianya, mempunyai indikasi untuk mengatasi asam urat tersebut. Tumbuhan OAI itu mempunyai kandungan senyawa flavonoida yang cukup tinggi, aman digunakan serta mudah diperoleh untuk pencegahan pembentukan asam urat dalam tubuh. Nah, di antara tumbuhan yang dimaksud adalah tempuyung.
Tempuyung termasuk tumbuhan familia Asteraceae (Aster-asteran). Ia merupakan tumbuhan herba menahun, tegak, mengandung getah, dan mempunyai akar tunggang yang kuat.
Selain itu, tempuyung juga digunakan sebagai obat memar akibat benturan dengan cara menempelkannya pada bagian yang bengkak, menghilangkan rasa lesu, dan rasa pegal-pegal (Rusdeyti, 1985). Di Cina daun tempuyung digunakan sebagai obat dan insektisida