Monday, 26 February 2007

Tanaman Hias Daun - Aglaonema


AGLAONEMA
Tanaman Hias Daun Pembawa Hoki
Penulis & foto: Budi Sutomo
Diantara sekian banyak tanaman hias indoor, aglaonema (Aglaonema sp.) memang ratunya. Bukan karena keindahan bunganya, namun warna dan corak daun yang memikat. Pantas saja jika tanaman ini bisa di patok 200 ribu per lembar daun. Perhatikan media tanam dan perawatan agar si cantik ini tumbuh subur dan tampil prima.

Aglaonema berasal dari bahasa Yunani yaitu aglaos yang berarti terang dan nema yang berarti benang sari yang bersinar. Sebenarnya aglaonema bukan tanaman baru, dulu orang mengenal dengan sebutan Sri Rejeki. Konon orang yang menanam tanaman ini dan tumbuh subur akan mendapatkan banyak rizki. Terlepas dari mitos pembawa hoki, aglaonema kini makin banyak diminati para kolektor tanaman hias. Apalagi setelah disilangkan dan terbentuk varietas baru yang langka. Jenis silangan baru seperti varietas Aglaonema Costatum Snow White harganya lumayan mahal. Jangan berkecil hati, banyak varietas lain seperti aglaonema costatum yang berdaun hijau dan Aglaonema parrot jungle dengan daun keperakan dijual lebih murah, kisaranya antara 15 – 25 ribu per pot.

Cocok Sebagai Tanaman Indoor

Aglaonema sudah ada di Indonesia sejak lama, terbukti dengan ditemukannya Aglaonema novoguineense Engl, dan Aglaonema simplex BL di Kebun Raya Bogor pada tahun 1920. Aglaonema berasal dari Negara Asia beriklim tropis, seperti Filipina, Thailand dan Malaysia. Di habitat aslinya, tanaman famili Araceae ini hidup di hutan tropis yang teduh. Cocok diletakan sebagai penghias teras, tanaman indoor (tanaman hias ruangan), table plant (diletakan di atas meja) atau di tanam dilahan yang teduh. Sisi menarik dari aglaonema sebenarnya bukan dari bunganya, namun daunya yang semarak dengan corak aneka warna. Tanaman juga tahan dalam ruangan ber-AC hingga satu bulan, jadi tak perlu repot mengganti bunga setiap hari seperti jika Anda meletakkan bunga potong.

Tidak Tahan Kering

Menanam aglaonema sebenarnya tidak sulit. Banyak cara bisa dilakukan, seperti cara vegetatif (setek batang, pemisahan rumpun/anakan) dan generatif (penyemaian biji). Setek batang dan pemisahan anakan merupakan cara paling mudah dilakukan. Untuk setek batang, pilih batang yang sudah tua, potong dengan menyisakan dua mata tunas. Tanam dalam media pasir halus dan siram secara teratur. Setelah satu bulan biasanya batang sudah berakar dan daun mulai muncul.
Pemisahan anakan juga cara cepat mendapatkan tanaman baru. Pilih anakan yang sudah memiliki tiga atau empat lembar daun. Dungkir tanahnya dan pisahkan anakan menggunakan pisau tajam. Pisahkan dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Proses selanjutnya tinggal menanam pada media berupa campuran tanah berhumus, pupuk kandang, pasir halus dan papan pakis/sabut kelapa (dihaluskan) dengan perbandingan 1:1:1:1. Siram secara teratur dan beri pupuk NPK (Natrium, Phospor dan Kalium) slow release setiap tiga bulan sekali. Dosisnya cukup 1 sendok teh per tanaman. Agar tanaman tampil prima, pupuk daun seperti Vitablum bisa di berikan setiap bulan sekali.
Meletakan aglaonema sebaiknya di tempat yang teduh/ternaungi, aglaonema tidak suka bermandikan sinar matahari. Kelebihan sinar menyebabkan daun mengecil, kekuningan, keriting bahkan menyebabkan kematian. Bersihkan daun dengan kain lap basah agar daun terlihat mengkilat dan bersih.

Waspadai Serangan Kutu Daun
Tanaman aglaonema merupakan jenis tanaman perdu tidak berkayu. Seluruh bagian tanama banyak mengandung air sehingga mudah sekali busuk jika kelebihan air siraman. Gulma penggangu seperti rumput liar dan daun tua juga harus rutin dibuang. Tutup permukaan pot dengan kerikil agar tanaman terlihat lebih bersih penampilannya.
Bagian tanaman yang sering terserang hama adalah daun dan batang. Daun aglaonema suka menjadi tempat bersarangnya Mealy bugs atau kutu daun. Semprot dengan isntektisida Malathion untuk mengatasi Mealy bug. Busuk akar dan batang pada aglaonema bisa disebabkan jamur Botrytis, batang akan berwarna kelabu dan akhirnya membusuk. Lakukan penyemprotan fungisida secara berkala untuk mengatasi serangan jamur pembusuk. Selamat Berkebun.
Teks: Budi Sutomo