DARI SABAT SABTU KE HARI MINGGU TULIS BUNG HS: coba buka link ini pak http://www.yabina.org/ tentang Sabat yg sebenarnya.. mohon masukkan dan tanggapan dari bapak.. karena saya mau cari tau tentang kebenaran.. matur nuwun xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bagaimana saya harus menjawab tulisan dari Yabina ini? Gampang sekali; PENTINGNYA HARI SABAT DAN PENURUTAN >> Kejadian 1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. 1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. 1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. 2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat -Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. ALLAH tidak menciptakan 364 hari, yaitu yang kita sebut sebagai waktu satu tahun. Juga tidak menciptakan 30 hari, sebagaimana yang kita sebut sebagai satu bulan. Tetapi ALLAH menciptakan hari-hari hanya berjumlah 7 hari, itulah yang kita sebut sebagai satu minggu. Dan perputaran 7 hari itulah yang kemudian membentuk jumlah sebulan atau setahun. ALLAH memberikan nama kepada masing-masing harinya berdasarkan pada urutan penciptaannya, bukan berdasarkan nama dewa-dewa Romawi; Sunday, Monday, tuesday, wednesday, thursday, friday, dan saturday. Nama-nama hari yang ALLAH berikan dan tetapkan adalah; Ahad[hari pertama], senin, selasa, rabu, kamis, sittah, dan sabtu[hari ketujuh]. Dengan demikian kita bisa mengetahui kronologis dan kebenarannya dari sejak hari-hari itu diciptakan pada mulanya, tidak akan sekacau kalau hari-hari itu diberi nama dewa-dewa. Sekalipun secara mata kita tidak bisa melihat dimana letak perbedaan antara hari-hari itu, tapi penamaan hari berdasarkan urutan kelahirannya itu, akan menghantarkan kita pada satu hari yang ALLAH kuduskan, yaitu hari sabtu. Hari Sabtu adalah intinya bagi hari-hari dalam seminggu. Hari Sabtu adalah tujuan utama yang menjadi maksud ALLAH, ketika ALLAH menciptakan 6 hari yang lainnya itu. Kalau dari Surabaya kita hendak mencapai Jakarta, maka kita akan melewati kota-kota: Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Pekalongan, Tegal, Cirebon, dan baru kita mencapai Jakarta. Jadi, kota-kota yang kita lewati itu bukanlah kota tujuan kepergian kita, melainkan kota-kota yang menghantarkan kepergian kita. Karena itu sesungguhnya kita hanya mengenal 2 golongan hari saja, dari yang 7 hari itu, yaitu: hari-hari untuk urusan duniawi dan hari untuk beribadah kepada ALLAH. >> Keluaran 20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Enam hari ditetapkan untuk bekerja mengurus keduniawian kita, sedangkan satu hari ditetapkan ALLAH untuk beribadah kepadaNYA. Dan kita semua tahu bahwa hari yang ALLAH tetapkan untuk beribadah kepadaNYA, adalah hari Sabtu [hari ketujuh]. Nah, kalau nama-nama hari yang kita pergunakan adalah berdasarkan nama-nama dewa[ Sunday, Monday, tuesday, wednesday, thursday, friday, dan saturday], maka yang muncul kemudian adalah: "Semua hari sama saja, yang penting 6 hari kita bekerja, lalu yang sehari untuk ke gereja." Hari ketujuhnya bisa jatuh di hari apa saja, sebab memang didalam nama-nama itu tidak ada maknanya apa-apa. Itulah yang selalu dijadikan alasan oleh pendeta-pendeta Minggu. Sebab kalender yang mereka pergunakan sebagai dasarnya adalah kalender Roma. Suatu siasat iblis didalam mengacaukan peribadatan kita, agar kita tidak pernah mencapai persatuan dan persekutuan dengan ALLAH kita. Tapi, kalau kalender yang kita pergunakan adalah: Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sittah, dan Sabtu, maka kita akan selalu dihantarkan pada hari Sabat TUHAN, yaitu Sabtu. Sebab nama-nama hari itu mempunyai urutan yang tidak mungkin kacau. Kita nggak mungkin akan mengatakan hari kelima itu sebagai hari ketujuh. Sebab namanya sudah sangat menjelaskan. Bukankah semua hari itu sama-sama ciptaan ALLAH, mengapa kita mengatakan yang satu hari itu baik dan yang lainnya buruk? Lho, jangan diputar-balikkan! Bukan kita yang mengatakan baik atau buruknya suatu hari, melainkan ALLAH. ALLAH-lah yang menetapkan sesuatu itu untuk itu dan sesuatu itu untuk ini, sedangkan kita[saya] 'kan cuma melaksanakannya saja?! Jadi, jangan diputar-balikkan seperti Ular yang mencobai Hawa di Taman Eden: "Sekali-kali kamu tidak akan mati," ketika Firman ALLAH katakan: "Pada hari kamu memakannya, kamu akan mati." Ini harus jelas dulu; siapa yang membuat ketetapan itu? Saya atau TUHAN?! Kalau saya yang membuat ketetapan, ya tanyailah saya. Tapi kalau ALLAH, ya tanyailah ALLAH. [Berhati-hatilah anda didalam menghadapi diplomasi pendeta-pendeta sesat itu. Mereka itu licin sekali seperti Ular. Sebab sesungguhnya iblislah yang sedang membisikkan tipu muslihat demikian itu]. Jangan mau kalau perkataan Alkitab itu dibebankan ke atas tanggung-jawab kamu. Perkataan Alkitab adalah tanggung-jawab ALLAH, bukan tanggung-jawab kita. Jadi, suruhlah mereka mencari sendiri di mana ALLAH melakukan dan mengadakan perubahan atas FirmanNYA. Di mana ada Firman pemindahan dari Sabtu ke Minggu, beritahukanlah saya. Kalau kamu tidak bisa menunjukkannya, maka janganlah kamu menanyai saya: mengapa saya mengatakan yang itu baik dan yang itu buruk? Sebab bukan saya yang menulis Alkitab itu! >> "Demikianlah Firman TUHAN." Tinggal kamu mau menuruti atau tidak saja. Demikianlah kita membaca Alkitab, bahwa hari Sabat sudah diberlakukan ALLAH semenjak manusia masih suci, sebelum jatuh ke dalam dosa. Berbeda dengan hukum Taurat, diberikan oleh sebab manusia jatuh ke dalam dosa. Nah, mari kita khayalkan bahwa diri kita saat ini masih suci seperti Adam dan Hawa di Eden dulu, maka apakah akan ada perubahan terhadap hari Sabat itu? Jika jawaban anda: "Tidak!" Apakah anda sedang mengatakan bahwa hukum Sabat itu bersifat abadi? Apakah anda juga sedang berkata bahwa hukum Sabat itu untuk orang-orang yang kudus? Sedangkan hukum Taurat itu bersifat sementara dan untuk orang yang berdosa?! Sehingga kalau seseorang itu suci, dia nggak butuh Taurat lagi, tapi masih mengenakan Sabat?! >> 1Korintus 1:2 kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Ayat ini menyatakan bahwa setiap orang Kristen adalah orang-orang yang kudus – dikuduskan oleh YESUS KRISTUS. >> 1Timotius 1:9 yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, Jika kamu adalah pembunuh, itu artinya kamu masih memerlukan Firman: "Jangan membunuh." Tetapi orang-orang Kristen adalah orang-orang yang sudah menanggalkan asas-asas ajaran yang lama, yang bersifat daging. Orang-orang yang dipimpin oleh ROH KUDUS. Jadi, bagaimana orang-orang yang mengaku Kristen hendak membatalkan Sabat?! Jika orang suci saja mengenakan Sabat, betapa lebihnya untuk orang yang berdosa; sehingga ALLAH perlu berfirman: "Ingatlah, dan kuduskanlah hari Sabat." Jadi, ketika kamu masih orang dunia, kepadamu dikenakan perkataan: "Ingatlah!" Artinya, janganlah kamu yang berdosa itu melupakan hari Sabat. Ketika kamu disibukkan dengan segala urusan tetek-bengek duniawi, janganlah kamu melupakan hari Sabat. Tapi, manakala kamu sudah menjadi orang yang suci, maka kata-kata: "Ingatlah" itu ALLAH cabut. Kamu sudah tidak dibawah bayang-bayang loh batu lagi, melainkan dibawah pimpinan ROH KUDUS. Sudah pasti akan selalu ingat akan masalah itu. Karena itu, kalau kamu merasa orang suci, yaitu orang Kristen, betapa beraninya kamu untuk mengubah hari Sabat itu? Sebab hanya iblis saja yang berani melawan ALLAH, bukan?! >> Yakobus 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Setiap Ucapan ALLAH adalah abadi. Tidak akan berubah oleh sebab apapun atau oleh alasan apapun. Setujukah kamu? Mengapa kamu nggak setuju? Where are you come from? Sedangkan kalau kamu masih merasa sebagai orang berdosa, berarti kamu masih diluar KRISTUS, maka kepadamu akan dikenakan Firman ini: "Ingatlah, dan kuduskanlah hari Sabat." Jadi, bagaimana kamu hendak menghindari hukum hari Sabat ini, jika itu diberlakukan untuk orang yang suci maupun orang yang berdosa? Satu-satunya jawaban adalah kamu berasal dari pihak ketiga; bukan orang suci dan bukan manusia berdosa, melainkan iblis. Hanya iblis saja yang sudah dibebaskan dari segala macam hukum dan aturan. Hanya iblis saja yang diperbolehkan hidup semau-maunya sendiri. Enak toh? Manteb toh? Berikutnya; Selama berdiskusi ini rasanya saya nggak pernah menyeret masalah pribadi orang sebagai bahan diskusi. Saya hanya membicarakan hal doktrin. Ketika saya katakan bahwa kumpulan ibadah hari Minggu itu tidak mungkin ada YESUS, itu juga saya membicarakan doktrin, bukan pribadi. Tapi anda telah menyeret saya untuk menghakimi pribadi orang. Anda mengata-ngatai pribadi Advent sebagai zombie-lah, inilah, dan itulah. Mengapa anda selalu berusaha mengalihkannya? Bukankah hal Sabat yang sedang kita bicarakan, ketika anda bertanya: Apakah ketika kami berkumpul di hari Minggu itu ada YESUS? Sudah pasti jawaban saya adalah: Nggak mungkin TUHAN YESUS akan menghadiri pertemuanmu, walaupun kamu berteriak-teriak menyebut namaNYA. Walaupun kamu menoreh-noreh tubuhmu dengan pedang hingga berdarah seperti kebiasaan penyembah Baal ketika hendak mendatangkan Baal. Walaupun kamu berjungkir-balik dan membentur-benturkan kepalamu. Walaupun langit pecah berantakan oleh teriakanmu, YESUS juga nggak bakalan muncul. Yang akan muncul adalah duplikatNYA, yaitu Lusifer. Dialah yang akan memberkati pertemuan ibadahmu dan memberikan berbagai macam tanda ajaibnya. Itu sangat nggak mungkin! Rusak Alkitab, kalau YESUS kerjanya awur-awuran. Buat apa Alkitab, jika tidak lagi berfungsi sebagai petunjuk kebenaran. Kamu jangan memaksa Alkitab untuk menuruti seleramu, tapi kamulah yang harus menuruti kehendak Alkitab. Rusak Firman TUHAN, kalau YESUS kerjanya seenaknya sendiri aja. Buat apa DIA menyatakan diriNYA sebagai KEBENARAN, kalau suatu kesalahan bisa dibenarkanNYA? Kamu jangan memaksa YESUS untuk menganggap benar kesalahanmu, tetapi kamulah yang harus masuk pada KEBENARANNYA. Sekalipun semua hari adalah ciptaan YESUS, tapi YESUS telah menetapkan bahwa diriNYA hanya akan menjadi TUHAN atas hari SABAT, bukan TUHAN atas semua hari sama saja. Apakah Alkitab kamu bunyinya berbeda? >> Galatia 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Rasul Paulus memberikan pedoman agar saya hanya berpegang pada Alkitab dan hanya Alkitab saja. Sekalipun malaikat yang mengabarkan bahwa hari Sabat telah diganti ke hari Minggu, saya tidak akan merubahnya. Lebih-lebih cuma kamu atau pendetamu. Bagaimana saya lebih mendengarkan kata-katamu dan segala argumentasimu? Tunggu saja sampai saya agak-agak idiot aja, ya?! Jangan sekarang. Saya nggak melarang kamu untuk beribadah di hari apa saja, koq. Sebab itu urusan kamu sendiri. Tapi, karena ini menyangkut doktrin, dan saya sebagai pengajar bagi banyak orang, maka perlu saya tegaskan bahwa di Alkitab hanya ada perintah dan keteladanan para rasul terhadap hari Sabat. Sama sekali tidak ada kata-kata tentang hari Minggunya. Karena itu betapa tenang dan nyamannya setiap orang yang mau berpegang pada Alkitab. Dan perkataan saya ini bisa kamu buktikan sendiri kebenarannya. Sampai kiamatpun kamu nggak akan menemukan hari Minggu masuk Alkitab, kecuali masuk angin. >> Ibrani 4:2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Saya yakin Alkitabmu sama persis dengan Alkitab saya. Tapi sekalipun demikian Alkitab itu nggak mempunyai pengaruh apa-apa bagi kamu. Khasiat Alkitab kelihatannya kurang manjur untuk mengubah dirimu. Sudah imum tampaknya?! Dan seandainya kamu mempunyai suatu kuasa untuk mengubah Alkitab, maka saya yakin kamu akan menyisipkan beberapa kalimat tentang peribadatan kamu yang di hari Minggu itu. Hayo, ngaku aja?! >> Matius 13:13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. 13:14 Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 13:15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 13:16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Saudariku, betapa gampangnya bagi saya untuk menghakimi kamu dan mengetahui akhirmu. Apa sebab? Sebab secara mata saja sudah terlihat bahwa kamu sedang berdiri melawan Alkitab. Terang-terangan sekali kamu sedang berbantah melawan ALLAH. Saya prihatin sekali jika Injil ini sudah tidak dipercayai lagi oleh orang-orang yang mengaku Kristen. Saya seperti sedang berbicara dengan orang Muslim, atau orang Hindu, yang memang belum paham sama sekali dengan Alkitab. Tapi, kamu?! Untuk perkataan yang sudah begitu sederhana, terang dan jelas saja masih kamu bantah, lebih-lebih lagi perkataan-perkataan yang lebih sukar untuk dipahami? Mentah sekali. Rasanya saya nggak perlu berlarut-larut berbicara dengan kamu, sebelum kamu datang dengan membawa bukti-bukti yang jelas, sehingga perbincangan ini mempunyai bobot, nggak semacam obrolan di warung kopian. Masak bukti hanya dihadapi dengan dongeng? Masak Alkitab hanya dihadapi dengan Novelnya Harry Potter? Masak Firman ALLAH hanya dihadapi dengan perkataan Paus Vatikan? Akh, rendah sekali martabat saya jadinya. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx BAYANG-BAYANG MENGERIKAN HARI MINGGU 1. Hukum hari Sabat berbeda dengan hukum sunat. Hukum Sabat diikatkan menjadi satu dengan hukum: jangan membunuh, jangan mencuri, jangan berzinah, dan lain-lainnya. Ke-10 hukum ini merupakan satu mata rantai yang tak mungkin untuk dipisah-pisahkan. 2. Tidak ada landasan satu ayatpun Alkitab. 3. Tidak adanya contoh keteladanan dari YESUS sendiri maupun para rasul. 4. Selama 300 tahun sejarah Kekristenan, belum dikenal peribadatan hari Minggu. 5. TUHAN YESUS sendiri menyatakan DiriNYA adalah TUHAN atas hari Sabat. Merupakan suatu pernyataan yang sangat jelas. Sebab yang 6 hari adalah milik kita, sedangkan hari ke-7 adalah milik YESUS. 6. Hari Sabat itu diberikan kepada manusia dengan tujuan supaya kita mengingat hari penciptaan. 7. Yang jelas manusia tidak mungkin bekerja 7 x 24 jam, melainkan memerlukan waktu untuk beristirahat. Dan hari Sabat artinya adalah beristirahat dari aktifitas duniawi. Berikutnya secara otomatis menunjuk ke hari yang ke-7: Sabtu. Karena itu hari Sabat, ya Sabtu. Nggak ada sabat yang lainnya lagi. 8. TUHAN YESUS menyuruh kita memperhatikan nubuatan Daniel; >> Matius 24:15 "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah memperhatikannya— Suatu bukti; gereja-gereja Minggu nggak ada yang mempunyai nubuatan Daniel, berusaha "membunuh" Williem Miller, dan sangat enggan bersinggungan dengan ayat tersebut diatas. Kitab-kitab yang berusaha disembunyikan adalah: Daniel-Wahyu. >> Wahyu 11:10 Dan mereka yang diam di atas bumi bergembira dan bersukacita atas mereka itu dan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi. 9. Daniel menubuatkan adanya orang yang akan mengubah WAKTU dan HUKUM ALLAH: >> Daniel 7:25 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Dan sejarah mencatat peristiwa ini dengan sangat jelas: selama 1260 tahun orang-orang Kristen dianiaya dan dibunuh secara kejam. Sejak tahun 321 TM, sudah dibuatkan undang-undang hari Minggu. 10. Adanya issue [sejarah] bahwa hari Minggu adalah harinya dewa Matahari. 11. Masalah hari Minggu memiliki kaitan yang erat dengan ajaran-ajaran amburadul: a. Hari Natal 25 Desember - nggak ada jejaknya di Alkitab. b. Santa Clauss - cerita dongeng yang disucikan oleh Paus. c. Perayaan Paskah dengan telor ayam? d. Aksesoris-aksesoris Kristen seperti: patung salib. e. Pengkultusan pohon cemara sebagai pernak-pernik kelahiran yesus yang harus ada disetiap merayakan Natal . f. Bahasa sewelewele yang ditentang keras oleh rasul Paulus sebagai orang gila. g. Berjoget-joget dalam ibadah. h. Konsep hari Minggu yang tidak konsisten; terkadang alasannya: semua hari sama saja. Terkadang alasannya: hari kebangkitan YESUS. Terkadang alasannya: yang penting 6 hari bekerja dan hari ke-7 bisa jatuh di hari apa saja. Terkadang alasannya: hari libur internasional. i. Gambar yesusnya yang berambut gondrong. j. Menyamakan ALLAH = YESUS = ROH KUDUS. 12. Mereka berani menyingkat 10 Hukum ALLAH menjadi 2 hukum kasih. Namun mereka selalu gagal untuk menguraikannya kembali, seperti mulanya. 13. Mereka selalu memusuhi: Williem Miller, Ny. White dan orang-orang Advent tanpa alasan yang rasional. 14. Mereka berusaha mengotak-atik masalah perputaran planet Bumi yang membuat perbedaan waktu dalam setiap derajatnya. 15. Jelas sekali ajaran mereka bukanlah ajaran yang sehat yang sesuai Alkitab: >> 1Timotius 6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat— yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, 6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, 6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. 16. Banyak dongeng konyolnya: >> 2Timotius 4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. 17. Rasul Paulus masih menekankan hari Sabat: >> Ibrani 4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx USAHA-USAHA MENGGUGURKAN SABAT 1. HARI KEBANGKITAN YESUS >> Matius 28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. >> Markus 16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. >> Lukas 24:1 tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. >> Yohanes 20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Hari Minggu adalah hari kebangkitan YESUS. Inilah yang suka dijadikan alasan oleh mereka-mereka yang berusaha merobohkan peribadatan Sabat. Mereka katakan bahwa kebangkitan YESUS adalah kemenangan YESUS atas maut. Benarkah kebangkitan itu suatu "kemenangan" YESUS? >> Yohanes 10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. >> Mazmur 16:10 sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. >> Kisah 2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. 3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. 5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. >> Roma 4:24 tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, Jelas sekali di sini, bahwa ALLAH-lah yang telah membangkitkan YESUS, bukan YESUS yang mati itu bangkit sendiri. Karena itu sangatlah tidak tepat untuk menandai kemenangan YESUS dikebangkitanNYA. Kemenangan YESUS adalah pada saat DIA menunjukkan ketaatanNYA sampai mati di kayu salib. Itulah kemenangan YESUS. Sedangkan kebangkitanNYA adalah "upah" buat pekerjaanNYA, yang IA terima dari ALLAH. Kebangkitan adalah "hak"-NYA! >> Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Di sini inilah pergumulan YESUS yang terberat. YESUS ingin membatalkan misiNYA, karena ngeri dengan penderitaan yang harus DIA jalani di depan. Tapi YESUS melawan kengerianNYA itu dengan keputusan bulat: "tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." Perkataan ini merupakan langkah awal bagi YESUS untuk memasuki masa-masa penderitaanNYA. >> Matius 26:2 "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." >> Lukas 22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Jadi, hai manusia Sodom dan Gomora yang penuh kemunafikan, yang selalu berusaha menyesatkan orang, kalau kamu mau memperingati kemenangan YESUS, melalui "perjamuan kudus"-lah seharusnya, sesuai dengan perintah YESUS sendiri, bukannya mengarang-ngarang sendiri. Dan masalah "perjamuan kudus" ini ditekankan kembali oleh rasul Paulus; >> 1Korintus 11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti 11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" 11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" 11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. 2. HARI BERKUMPULNYA PARA MURID >> Yohanes 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid -murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Ini adalah berkumpulnya para murid oleh sebab ketakutan pada orang-orang Yahudi. Mereka berkumpul untuk memperbincangkan berita tentang kebangkitan YESUS, yang disampaikan oleh Maria. Bukan perkumpulan hari Sabat, sekalipun mereka saat itu kemungkinan berdoa bersama. Mana ada larangan untuk beribadah bersama-sama setiap hari. Boleh-boleh saja. Tapi hari Sabat adalah ibadah yang wajib, yang tidak boleh dilalaikan. Jangan sampai karena merasa sudah beribadah selama berhari-hari, lalu ketika Sabat diliburkan. Itu yang nggak boleh. Lebih baik nggak usah sampai berhari-hari asalkan hari Sabatnya nggak dilalaikan. 3. PERKUMPULAN SETIAP HARI >> Kisah 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Anda mau mengadakan pertemuan ibadah setiap hari? Boleh! Tapi kalau anda kelaparan, ya jangan menyalahkan ALLAH. Sebab ALLAH tidak pernah memberikan perintah yang demikian itu. Perintah ALLAH adalah supaya kamu bekerja selama 6 hari untuk memenuhi kebutuhan perutmu itu. Supaya kamu jangan beribadah kepada ALLAH dalam keadaan kelaparan. Dan jangan sekali-kali itu untuk alasan meniadakan hari Sabat. Lagakmu kayak malaikat aja sucinya, padahal niatan yang ada di batok kepalamu adalah merobohkan Sabat. Merobohkan Sabat adalah ordernya iblis! Itulah dia bapakmu. Pertemuan para murid setiap hari di Bait ALLAH itu 'kan dalam pengaruh kuasa ROH KUDUS yang dicurahkan di hari Pentakosta, dan dalam suasana penganiayaan pula. Karena itu mereka didorong semakin menyatukan diri untuk saling memberikan kekuatan satu sama lainnya. Dan dihari-hari yang selain Sabat, mereka masih bisa sambil mengerjakan pekerjaan rumah mereka masing-masing, seperti; memasak, mencuci pakaian, seterika, berbelanja, berjual-beli, dan lain-lain, yang dihari Sabat tidak mungkin untuk mereka lakukan. Jadi, ngapain kamu mereka-reka perkara untuk menghindarkan diri dari Sabat? 4. PAULUS BERCERAMAH DIHARI MINGGU >> Kisah 20:7 Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah -mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. Ini adalah ceramah Paulus dikarenakan ia hendak melanjutkan perjalanannya keesokan harinya. Acara ngobrol-ngobrol biasa dan pemberian nasehat-nasehat terhadap jemaatnya, yang kebetulan dia bermalam di sana. Nggak apa-apa tho?! Bukan merubah Sabat! 5. PENGUMPULAN PERSEMBAHAN >> 1Korintus 16:2 Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing- -sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang. Ini adalah tentang pengumpulan sumbangan untuk dikirimkan ke Yerusalem. Rasul Paulus menganjurkan agar jemaat mulai menabung di rumah masing-masing dimulai dihari Minggu. Uuh, ngawur sekali kalau mencari alasan untuk menghindarkan Sabat. 6. SEMUA HARI SAMA SAJA >> Roma 14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri. Di sini Paulus sedang membicarakan masalah keyakinan orang tentang suatu hari yang baik dan suatu hari yang buruk. Bukan tentang masalah hari Sabat. Jemaat di Roma ini kemungkinan terpengaruh oleh kebiasaan ajaran-ajaran kafir Roma, seperti orang Jawa dengan Primbonnya, yang menganggap hari ini baik atau hari itu buruk. 7. HARI SABAT BAYANGAN >> Kolose 2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; Perihal hari Sabat ini ada 3 sisi; a. Harinya b. Peraturan-peraturannya c. Perlambangan-perlambangannya Di Kolose ini rasul Paulus sedang membicarakan masalah peraturan-peraturannya; jemaat di Kolose ini jangan sampai terhasut oleh orang-orang Yahudi yang berusaha memasukkan aturan-aturan berhari Sabat yang kaku dan mati, sampai-sampai melakukan kebajikanpun nggak boleh. YESUS telah mendobrak masalah ini; "boleh berbuat baik pada hari Sabat." Bahkan YESUS nggak melarang manakala murid-muridNYA yang kelaparan itu memetik gandum dihari Sabat; sesuatu yang nggak diperbolehkan oleh tradisi Yahudi. Sedangkan perlambangan hari Sabat adalah diri YESUS sendiri, selaku Pencipta Sabat; "ANAK MANUSIA adalah TUHAN atas hari Sabat." - Pemilik atau Penguasa! YESUS bermaksud memperkenalkan diriNYA, bahwa DIA-lah Pencipta hari Sabat itu. 8. HARI TUHAN >> Wahyu 1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, Klaim dari Paus sesat itu, bahwa hari TUHAN adalah hari dimana TUHAN bangkit, yaitu Minggu. 'Kan ngawur sekali itu, kalau Alkitab berkali-kali katakan: "Hari-hari SabatKU.......", "ANAK MANUSIA adalahTUHAN atas hari Sabat." xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Dalam Perjanjian Lama diajarkan ritual Sabat, yaitu perhentian pada hari ketujuh (Sabtu) dari semua pekerjaan. Namun adat-istiadat Yahudi lama kelamaan tidak lagi mengerti hakekat Sabat yang memberi kelegaan/istirahat tetapi kemudian menjadikan Sabat sebagai syariat yang memberatkan umat. Yesus datang menjadi Tuhan atas Sabat dan untuk menggenapkan hari kelegaan/perhentian yang sebenarnya. Sejak PL, Sabat sebagai hukum keempat (Kel. 20:11) terus dijalankan secara ketat oleh orang Yahudi, bukan sekedar sebagai peringatan tentang hari tertentu dimana seseorang mengalami istirahat/perhentian setelah seminggu bekerja, namun dalam ibadat kemudian hal ini menjadi ritual syariat yang membatasi dan membebani kehidupan manusia. Demi Sabat orang tidak boleh berjalan jauh sekalipun itu untuk tugas mulia, dan demi Sabat seseorang tidak mungkin menolong ternaknya yang terperosok di jurang kalau jaraknya melebihi syariat Taurat yang sudah digariskan. Pokoknya Sabat berbeda dari artinya semula sebagai hari yang membebaskan, sekarang berubah menjadi hari yang membelenggu umat. Sejak ketika Yesus mulai melayani, Ia masih beribadah di hari Sabat (Luk. 4:16,31), tetapi bukan sepenuhnya sebagai pengikut ritual tetapi karena itu adalah hari dimana Ia bisa bertemu umat yang berkumpul di rumah ibadat. Selanjutnya pandangannya mengenai hari Sabat mulai berubah, Ia menjelaskan bahwa Daud melanggar syariat Sabat lahiriah demi pembebasan kehidupan riil kepada para pengikutnya (Luk. 6:4-5). Bahkan Yesus sering menyembuhkan orang dihari Sabat dan melanggar Sabat, suatu yang dipersalahkan dalam ibadat hukum Taurat (Luk. 6:6-11;13:14). Dalam konteks ini Yesus berkata kepada mereka yang menentangnya: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." (Mrk. 2:27-28). Ada juga yang menyalah-tafsirkan ayat itu seakan-akan Yesus menunjukkan perintah untuk memelihara Sabat, padahal konteks ayat itu menjelaskan hal yang sebaliknya, yaitu membantah pengertian orang Farisi mengenai bagaimana memelihara Sabat! Inti Sabat sebenarnya adalah satu hari yang mendatangkan damai sejahtera dan kelegaan kepada manusia setelah seseorang mengalami beban pekerjaan selama 6 hari lamanya. Yesus mengatakan kepada mereka yang lelah dan menanggung beratnya kehidupan kerja disekelilingnya: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat. 11:28). Kata 'kelegaan' adalah terjemahan kata yunani 'katapausis' yang sebenarnya merupakan terjemahan kata Ibrani 'Sabat' (Kel. 20:11) dalam Septuaginta (terjemahan Yunani dari Tanakh Ibrani). Sikap Yesus terhadap hari Sabat secara konsekuen dinyatakan dengan kebangkitannya bukan pada hari Sabat hari ketujuh tetapi 'pada hari pertama dalam minggu' (Mat. 28:1). Ini menarik karena kemenangannya atas maut dan ke'tuhan'annya tidak dinyatakan pada hari 'Sabat Sabtu' tetapi pada 'hari Minggu' karena Ia telah mendatangkan Sabat Yobel bagi manusia. Kita mengetahui bahwa dalam tradisi Israel, setelah 7 kali 7 tahun (= 49 tahun), maka tahun ke-50 akan menjadi tahun Jobel dimana terjadi pembebasan total bagi mereka yang menjadi budak atau mengalami pendudukan. Dalam hitungan hari, setelah 7 kali 7 hari (= 49 hari), hari pentakosta (= hari ke-50) biasanya dirayakan juga (Im. 23:15-21; Ul. 16:9-11). Hari ke-50 adalah hari Minggu, satu hari setelah sabtu sabat ke-7. Demikian juga pada hari kebangkitannya itu, Yesus mendatangi para murid yang berkumpul dan menghadirkan "damai sejahtera dan sukacita" (Yoh. 20:19-23). Seminggu kemudian pada hari minggu berikutnya ketika para murid kembali berkumpul, para murid mengatakan kepada Thomas bahwa: "kami melihat Tuhan" dan ketika Thomas sendiri melihatnya keluarlah pengakuan "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh. 20:24-29), pengakuan jemaat awal yang menegaskan bahwa 'Yesus adalah Tuhan' yang identik dengan pengakuan kepada Yahweh sendiri (Mzm. 35:23-24). Dari sinilah kemudian timbul istilah 'Hari Tuhan' (kuriake Hemera) untuk menyebut hari pertama dalam minggu dimana Yesus menyatakan diri sepenuhnya sebagai 'Tuhan'. Rasul Yohanes melihat penglihatan pada 'hari Tuhan' (Why. 1:10) dan 'hari Tuhan' juga akan menunjukkan hari kedatangan-Nya yang keduakali kelak untuk menghakimi manusia (Kis. 2:20; 2 Ptr. 3:10). Istilah 'hari Tuhan' dalam PB tidak ditujukan kepada Yahweh melainkan kepada Tuhan Yesus. Menarik untuk diketahui bahwa setelah 'bangkit pada hari minggu' Yesus menyatakan diri pada para murid pada 'hari minggu' berikutnya dimana mereka berkumpul mengenang hari kebangkitan Yesus untuk makan roti dan doa (band. Kis. 20:7). Yesus tidak menyatakan diri pada hari Sabat sabtu kepada orang-orang Yahudi, melainkan pada hari Minggu kepada para murid-Nya. Demikian juga pada hari minggu mengenang kebangkitan-Nya ia mengaruniakan 'Roh Kudus' kepada murid-murid-Nya (Yoh. 20:22), dan Roh Kudus dicurahkan kepada umat manusia pada 'hari Minggu' yaitu pada hari 'Pentakosta' (hari ke-50 setelah Sabat Paskah). Hari Pentakosta dianggap sebagai kelahiran gereja Kristen. Gereja Kristen lahir pada hari Minggu, hari mengenang kebangkitan Yesus yang menandakan kemenangannya atas dosa dan maut. Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus memang menghendaki kita menjadikan 'hari Minggu' sebagai 'hari Tuhan' dimana kita menjalankan Sabat, bukan dalam pengertian Sabat Yahudi yang berupa ritual yang memberatkan umat, namun dalam pengertian 'Tahun Rahmat Tuhan', Sabat Akbar (Yobel) yang membebaskan umat manusia dari segala penderitaan mereka. Perlu disadari bahwa hari Minggu bukanlah hari Sabat dalam pengertian ritual tradisi Yahudi, dan sekalipun para murid kemudian masih menghadiri perayaan hari Sabat di Bait Allah / Sinagoga, mereka melihat Sabat sebagai menunjuk Yesus yang menjadi Sabat bagi manusia. Kemudian, para murid berangsur-angsur meninggalkan pertemuan Sabat di rumah ibadat Yahudi dan berkumpul memecahkan roti di hari minggu di rumah-rumah mereka (Kis. 20:7; 1 Kor. 16:2). Persekutuan demikianlah yang kemudian menjadi hari persekutuan rutin bagi para murid Yesus. Semula para murid Yesus yang berasal dari bangsa Yahudi masih melakukan pertemuan di hari Sabat sebagai bagian dari tradisi sosial-budaya Yahudi mereka, namun karena Sabat adalah khas terkait dengan perjanjian kepada Musa yang berkaitan dengan bangsa Israel yang keluar dari Mesir dan tidak ada dalam perjanjian kepada Nuh untuk umat manusia, maka karena Sabat ditujukan kepada umat Israel, umat Kristen yang berasal dari orang asing umumnya tidak ikut merayakan Sabat, apalagi di rumah-rumah ibadat Yahudi (sinagoge). Karena perkembangan kekristenan yang cukup pesat dan dianggap menjadi duri dalam agama Yahudi, kemudian ada peraturan yang dikeluarkan pimpinan agama Yahudi tentang 'Birkat Ha-Minim' (doa melawan penyesat), yang melarang semua pengikut Kristus berada di Bait Allah / Sinagoge pada hari Sabat, peraturan ini menyebabkan umat Kristen yang orang Yahudi kemudian berkumpul di rumah-rumah di hari minggu karena mereka sekarang dilarang merayakan Sabat di hari sabtu di Sinagoge. Bapa-Bapa gereja sesudah rasul Yohanes meninggal (akhir abad pertama) juga menguatkan bahwa perkumpulan di hari minggu sudah dipraktekkan secara luas di kalangan Kristen. Kita sudah melihat bahwa umat Kristen menyebut hari minggu sebagai 'hari Tuhan' (kuriake hemera, Why. 1:10), sebagai hari 'Tuhan Yesus', yang bangkit pada hari pertama dalam minggu. Memang ada yang menafsirkan bahwa 'hari Tuhan' itu bukan menunjuk pada hari minggu tetapi menunjuk pada 'hari penghakiman Tuhan terakhir,' namun dari konteks Wahyu 1:10, terlihat bahwa hari dimana Yohanes menerima wahyu itu disebut 'kuriake hemera,' padahal biasanya dalam LXX, untuk menunjuk kepada 'hari Tuhan' yang maksudnya sebagai hari penghakiman terakhir, LXX menggunakan istilah berbeda, yaitu 'he hemera tou kyriou.' Hari Tuhan, selagi mencakup nafas perhentian Sabat yang lama sekaligus mengungkapkan pembaharuan dalam Roh Kudus, dan bukannya dalam huruf-huruf yang lama (Rm. 7:6). Hari Minggu dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis Dominggo yang berarti 'Tuhan,' yang kemudian dijadikan kosa kata Indonesia menjadi hari 'Minggu.' Dalam Didache 14 (kitab pengajaran Ke-12 Rasul yang berasal dari abad awal) dengan eksplisit disebutkan bahwa 'kuriake hemera' adalah hari minggu. Ignatius (115 M, Epistle to the Magnesian) mengatakan: "Jangan kita memelihara lagi hari Sabat, melainkan merayakan Hari Yesus Kristus, pada hari mana hidup kita bangkit dari kematian oleh Dia." Justinus Martir (165 M) mengatakan bahwa: "pada hari pertama itu dengan mengubah gelap menjadi terang Tuhan menjadikan dunia, dan karena Yesus Kristus, Juru-selamat kita, pada hari itupun, yaitu hari pertama dalam pekan, bangkit dari mati dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya." Melito, uskup Sardis (190 M) menulis thesisnya berjudul 'Hari Tuhan' yang maksudnya 'hari Minggu.' Sedangkan bapa gereja lainnya, yaitu Tertulianus (200 M) mengatakan bahwa: "hari Tuhan, yaitu hari kebangkitannya, kita bukan hanya meninggalkan kebiasaan berlutut, tetapi juga menanggalkan segala kesusahan dan segala yang menindas kita serta bangkit bekerja." Demikian juga Clemens dari Alexandria (220 M) mengatakan bahwa: "hari pertama dari tiap-tiap pekan telah menjadi hari perhentian, karena kebangkitan (Tuhan Yesus) dari kematian." Dari data-data di atas kita dapat melihat bahwa kebiasaan berkumpul pada hari Minggu oleh umat Kristen di rumah-rumah menggantikan berkumpul di hari Sabat Sabtu Yahudi di rumah ibadat, disamping jemaat di Israel sejak hari kebangkitan Tuhan Yesus dan Kisah Para Rasul, ternyata sudah menjadi praktek jemaat kristen sejak abad pertama baik di Afrika Utara, Eropah maupun Asia Kecil, jauh sebelum kekaisaran Konstantin pada abad ke-4 meresmikan hari minggu dengan mengeluarkan edik sebagai hari istirahat negara dan didukung oleh Paus. Mendukung kenyataan yang telah berjalan tiga abad lamanya itu, pada tahun 321 M, kaisar Konstantin mengeluarkan edik yang menentukan hari minggu sebagai hari istirahat negara dan meliburkan/menutup gedung-gedung pemerintahan pada hari itu, sehingga para pegawai dapat pemerintah dapat mengalami kelegaan setelah enam hari bekerja keras. Edik ini bukan merupakan produk ketentuan yang baru lahir, melainkan meresmikan kebiasaan yang sudah berjalan tiga abad lamanya. Pengertiannya yang dikandung dalam edik di sini adalah bahwa masyarakat harus berhenti/libur dari pekerjaan sehari-hari dan menghadiri pertemuan ibadat di hari minggu. Hari minggu tidak pernah dianggap sebagai hari Sabat (seperti dimengerti dalam agama Yahudi). Baik Roma Katolik, Orthodox, tidak menganggap ibadat hari Minggu sebagai penerusan Sabat Yahudi. Para reformator seperti Martin Luther dan Yohanes Calvin juga menekankan hari Minggu sebagai hari istirahat dan hari berbakti bagi umat Kristen, tetapi mereka juga menolak mengkaitkan hari Minggu dengan hari Sabat Yahudi. Hari Minggu memang menggantikan Sabat sebagai hari istirahat dan berkumpulnya jemaat, tetapi bedanya Sabat sabtu berfungsi sebagai perbuatan baik dalam ritual Taurat yang kalau dilanggar adalah dosa, sedangkan hari Minggu adalah hari berkumpul bagi umat Kristen yang dengan sukacita merayakan hari kebangkitan Yesus yang telah menang atas dosa dan maut dan telah memerdekakan mereka dari perhambaan kerja. Salam kasih dari Sekertari www.yabina.org MENJAWAB SABAT YABINA |