KEKUATAN MAFIA PENDIDIKAN
----- Forwarded Message -----
From: Komite Peduli Pendidikan <komitepeduli_pendidikan@yahoo.com>
To: warga@yahoogroups.com; wartawan@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 18, 2011 8:57 PM
Subject: [serikat_mahasiswa_indonesia] Abaikan saja: Demonstrasi & Laporan Dugaan Korupsi Dana DAK Pendidikan Tulungagung
Utk dinas pendidikan Tulungagung, maupun para pejabat lainnya yang terkait. sebaiknya pengaduan dari LSM maupun demonstrasi dari para LSM tanggal 16 september 2011, sebagaimana berita dalam 2 link dibawah ini, yang mencoba melaporkan masalah korupsi dana DAK pendidikan di Tulungagung, sebaiknya diabaikan saja. jalan terus dengan konsep yang sudah dirancang bersama oleh jajaran pemerintah kabupaten tulungagung dengan ibu Inggarwati, bapak Sugeng dll, yang merupakan pelaksana dari distributor tunggal resmi, yakni PT. Bintang Ilmu sebagai distributor tunggal buku dan PT. Mapan sebagai distributor tunggal resmi alat peraga pendidikan.
Apalagi sudah dijamin oleh ibu Inggarwati dkk bahwa hal tersebut sudah sepengetahuan dan atas perintah dari jajaran aparat hukum untuk mensukseskan program pemerintah.
LSM dan demonstran bukanlah aparat hukum, dan tidak punya kewenangan dalam masalah hukum. Jadi ada benarnya sikap dari dinas pendidikan dan para pejabat di pemerintah kabupaten Tulungagung, sebagaimana peribahasa "biarlah anjing menggonggong, khafilah tetap berlalu". Biarkanlah mereka yang tidak mengerti aturan itu berteriak2, teetaplah lanjutkan kerjasama yang sudah terjalin dengan baik antara Bupati, dinas pendidikan dan seluruh jajaran pemerintahan kabupaten Tulungagung dengan distributor tunggal resmi.
Jika tidak melakukan kerjasama yang baik dengan distributor tunggal yang diberi kewenangan penuh oleh aparat hukum, tapi mendengarkan suara dari para LSM dan demonstran. Mungkin malah jajaran pemerintahan kabupaten Tulungagung,akan berhadapan dengan aparat hukum.
Karena sudah terbukti selama bertahun2 bahwa segala permasalahan, maupun aduan tindak pidana korupsi dari para LSM dll, semuanya bisa diselesaikan dengan baik, dan dijamin tidak akan mendapat masalah secara hukum.
Jadi jalankan terus apa yang sudah disepakati bersama distributor tunggal resmi
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://lidiknews.com/sorot/1880-dugaan-konspirasi-korupsi-dana-dak-pendidikan-tulungagung.html
Dugaan Konspirasi Korupsi Dana DAK Pendidikan Tulungagung
bahwa pada:
Tanggal:17 Agustus 2011
lokasi : Hotel Elmi Surabaya, kemudian pindah ke Hotel Mojopahit Surabaya.
Jam : sekitar pukul 20.00 - selesai
Bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan, bukannya bagaimana merenungkan hari kemerdekaan & bagaimana mengisinya dengan hal berguna, agar negara ini bisa maju, tapi malah beraktifitas & ber-konspirasi merencanakan korupsi dana pendidikan yang seharusnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan & mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Itulah yang patut diduga telah dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, bpk Bambang, Kepala Bagian keuangan kabupaten Tulungagung, bpk Fauzi, bersama mafia pendidikan yang sudah beberapa kali diberitakan oleh media massa yakni ibu Inggarwati yang mengakunya merupakan utusan Distributor produk pendidikan di Jawa Timur, PT. Cipta Inti Surabaya, dan juga mendapat mandat dari PT. Bintang Ilmu dan PT Mapan yang meng-klaim sebagai Distributor Tunggal untuk produk2 peningkatan mutu pendidikan dari kementrian pendidikan nasional, Rudi yang mengaku utusan dari Kadin (kamar Dagang dan Industri) Jawa Timur, dan beberapa orang lagi yang mengaku utusan dari DPRD kabupaten Tulungagung serta beberapa orang pengusaha.
Tim LSM Tulungagung yang sudah lama menduga bahwa banyak korupsi di Tulungagung direncanakan dliuar kota, setelah mendapatkan info, lalu membuntuti kepergian beberapa pejabat penting Tulungagung ini. Biasanya pertemuan2 pejabat dan para mafia koruptor iu dilakukan ditempat hiburan malam, (dugem) mungkin karena bulan ramadhan, waktu dibuntuti para pejabat itu pergi ke hotel Elmi kota Surabaya. Dan saat mereka tak sengaja melihat bahwa ada beberapa anggota LSM dari Tulungagung ternyata ada di Hotel Elmi juga, maka pertemuan kelihatan terburu2 dan mereka bergegas pergi bersama2 entah kemana. Agar tidak ketahuan membuntuti, akhirnya hanya 1 orang rekan LSM yang membuntuti, untuk melihat apakah pertemuan itu bubar, ataukan dilanjutkan ketempat lain. Ternyata rapat dilanjutkan ketempat lain, yakni di restoran di hotel Mojopahit surabaya.
Mungkin merasa aman karena tidak melihat lagi kerumunan LSM dari Tulungagung, akhirnya pertemuan mereka itu dilanjutkan. Mereka tidak mengetahui bahwa ada satu anggota LSM Tulungagung yang mengintip pertemuan itu.
Hasil pertemuan:
bahwa pekerjaan untuk peningkatan mutu pendidikan akan diberikan kepada Inggarwati, Rudi dan pengusaha yang mewakili kepentingan DPRD. Maka pekerjaan akan mulai diatur agar dalam pelelangan dokumennya diatur, juga mekanismenya diatur, agar orang lain tidak bisa mengikuti pelelangan dan atau mengatur panitia agar memenangkan Inggarwati atau orang2nya.
Dalam pertemuan itu Inggarwati menjamin, meskipun nanti mekanismenya agak menyimpang, tidak perlu kuatir jika dilaporkan oleh para LSM, karena menurut Inggarwati, dirinya diback-up oleh pejabat tinggi kejaksaan agung. Sehingga nanti jika ada laporan dari LSM pada kejaksaan negeri ataupun kejaksaan tinggi, pasti aparat kejaksaan di Jawa Timur tidak akan berani memeriksa pekerjaan ini (terdengar nama Marwan, yang katanya merupakan pejabat yang cukup kuat di kejaksaan agung, entah apa jabatannya)
Menurut Inggarwati dibeberapa daerah yang dia mengerjakan pekerjaan peningkatan mutu pendidikan yang dibiayai dana DAK pendidikan, meski ada mekanisme yang tidak terlalu sesuai dengan aturan, dan tidak sesuai dokumen pelelangan RKS serta barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi dari kementrian pendidikan, terbukti aman2 saja, dia menyebutkan kabupaten probolinggo, kabupaten lumajang, kabupaten Mojokerto, kabupaten Ngawi dan beberapa tempat lagi diluar Jawa Timur. Yang penting bagaimana panitia mau memenangkan Inggarwati atau orang2nya. Karena selain punya backing dan menjalankan perintah dari oknum di kejaksaan agung yang bernama Marwan tadi untuk mencarikan "dana operasional", juga aparat hukum di jawa Timur dan beberapa tempat lain telah menerima jasa baiknya, baik promosi jabatan ataupun juga mendapat "setoran" rutin darinya.
Hal ini ditambahi oleh orang yang bernama Rudi yang mengaku suruhan dari Kadin jawa timur, bahwa seperti yang dilakukan Rudi sebagai penyedia kain dan seragam untuk para pegawai negeri di hampir seluruh kabupaten di Jawa Timur, menyatakan menjamin aman, karena seperti pengadaan kain dan seragam para pegawai negeri tadi, meski bahan kain tidak sesuai spesifikasi dan mutu yang ditentukan, tapi terbukti aman2 saja, karena selain di backing oleh Ketua Kadin Jawa Timur, juga rutin memberi setoran untuk memelihara aparat hukum.
Dan dijamin dari proses pengadaan tersebut, dinas pendidikan dan pejabat di Tulungagung, baik pejabat kabupaten dan DPRD akan mendapatkan bagian yang besar, sekitar 25%-30% dari nilai proyek.
Bahkan, Inggarwati, Rudi cs berjanji akan membantu mengatasi masalah hukum yang akan timbul dari penyelewengan pembangunan gedung sekolah2 yang didanai oleh dana DAK pendidikan tahun 2010, maupun tahun2 sebelumnya. Karena sudah rahasia umum, meskipun selama bertahun2 mendapat dana DAK pendidikan untuk pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah lebih dari 5 tahun berturut2, sekolah di Tulungagung yang mendapatkan dana itu, sekolah tetap hancur. kemana dana pembangunan itu? beberapa waku yang lalu sempat diperiksa oleh aparat hukum, termasuk adanya pembelian mebelair (meja kursi) untuk murid dan guru, ternyata yang ada bukan pembelian, tapi barang lama diperbaiki dan dica/ dipernis, agar tampak baru. dan itu dalam laporan keuangan ditulis bahwa membeli mebelair baru dengan besar anggaran adalah sebesar pembelian mebelair baru. Kasus ini pernah diberitakan oleh media massa, dan sempat diperiksa aparat, ternyata kemudian tidak ada kabar beritanya.
Jadi selain mafia perampok uang negara, rupanya juga mengaku sebagai markus (makelar kasus) dengan klaim sebagai suruhan oknum pejabat kejaksaan agung tadi.
Jadi kesimpulan dari LSM Tulungagung,
Bahwa pengadaan produk peningkatan mutu pendidikan, akan direkayasa untuk memenangkan Inggarwati dan komplotannya, dan cenderung akan mengurangi kualitas dari spesifikasi dan mutu yang ditentukan oleh kementrian pendidikan nasional, agar ada banyak kelebihan dana yang akan dinikmati bersama oleh para mafia dan pejabat di Tulungagung, juga untuk memberikan dana operasional untuk oknum yang bernama Marwan dan para aparat hukum di Jawa Timur dan Tulungagung. maka perlu dicari info, siapakah oknum bernama Marwan tadi, dan apa jabatannya di Kejaksaan Agung dan siapa komplotannya di lembaga aparat hukum Jawa Timur. Karena kami kuatir ini hanya klaim dari Inggarwati, komplotannya dan pejabat kabupaten Tulungagung untuk menakut2i LSM di Tulungagung, agar konspirasi untuk merampok uang negara ini tidak dipantau oleh para LSM di Tulungagung.
Dan kelakuan para pejabat ini sangat merendahkan derajat sebagai pegawai pemerintah, kok mau2nya disuruh dan dipanggil oleh para mafia ini jauh2 dari Tulungagung ke Surabaya (jaraknya 250 km) untuk patuh dan atau berkomplot bersama mafia perusak ekonomi bangsa. Dan klaimnya konspirasi ini mendapat restu dari Bupati, benarkah?
PANGGUNG
Paguyuban LSM Tulungagung
A.Boegank
koordinator
--------------------------------------------------------------------------------------------------
http://liiurfm.com/site/main.php?page=1&id=0&bid=364#
SKANDAL DUGAAN KORUPSI DAK PENDIDIKAN DI KOTA LAIN DIBIDIK, DI TULUNGAGUNG TETAP TAK TERSENTUH
Gelombang demonstrasi di hampir seluruh kabupaten / kota di Indonesia, menggelora. Satu suara dengan tangan terkepal maju kemuka, meneriakkan pengusutan skandal dugaan kasus korupsi Dana Alokasi Khusus (D.A.K) bidang pendidikan. Seperti di kabupaten Magelang, ratusan massa dari Gerakan Pemuda Ka'bah mendesak kejaksaan negeri dan kepolisian resor setempat untuk mengungkap dugaan korupsi D.A.K pendidikan tahun 2010 sebesar 77 milliar rupiah. Sedangkan di Sragen, kejaksaan tinggi Jawa Tengah menemukan indikasi dugaan korupsi besar terhadap pengelolaan D.A.K pendidikan kabupaten Sragen tahun 2010 sebesar 6,6 Milliar rupiah. Skenario korupsi uang Negara itu, diduga melibatkan rekanan dan sejumlah petinggi dinas pendidikan.
Apalagi sudah dijamin oleh ibu Inggarwati dkk bahwa hal tersebut sudah sepengetahuan dan atas perintah dari jajaran aparat hukum untuk mensukseskan program pemerintah.
LSM dan demonstran bukanlah aparat hukum, dan tidak punya kewenangan dalam masalah hukum. Jadi ada benarnya sikap dari dinas pendidikan dan para pejabat di pemerintah kabupaten Tulungagung, sebagaimana peribahasa "biarlah anjing menggonggong, khafilah tetap berlalu". Biarkanlah mereka yang tidak mengerti aturan itu berteriak2, teetaplah lanjutkan kerjasama yang sudah terjalin dengan baik antara Bupati, dinas pendidikan dan seluruh jajaran pemerintahan kabupaten Tulungagung dengan distributor tunggal resmi.
Jika tidak melakukan kerjasama yang baik dengan distributor tunggal yang diberi kewenangan penuh oleh aparat hukum, tapi mendengarkan suara dari para LSM dan demonstran. Mungkin malah jajaran pemerintahan kabupaten Tulungagung,akan berhadapan dengan aparat hukum.
Karena sudah terbukti selama bertahun2 bahwa segala permasalahan, maupun aduan tindak pidana korupsi dari para LSM dll, semuanya bisa diselesaikan dengan baik, dan dijamin tidak akan mendapat masalah secara hukum.
Jadi jalankan terus apa yang sudah disepakati bersama distributor tunggal resmi
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
http://lidiknews.com/sorot/1880-dugaan-konspirasi-korupsi-dana-dak-pendidikan-tulungagung.html
Dugaan Konspirasi Korupsi Dana DAK Pendidikan Tulungagung
Siaran Pers PANGGUNG (Paguyuban LSM Tulungagung)
bahwa pada:
Tanggal:17 Agustus 2011
lokasi : Hotel Elmi Surabaya, kemudian pindah ke Hotel Mojopahit Surabaya.
Jam : sekitar pukul 20.00 - selesai
Bertepatan dengan hari proklamasi kemerdekaan, bukannya bagaimana merenungkan hari kemerdekaan & bagaimana mengisinya dengan hal berguna, agar negara ini bisa maju, tapi malah beraktifitas & ber-konspirasi merencanakan korupsi dana pendidikan yang seharusnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan & mencerdaskan generasi penerus bangsa.
Itulah yang patut diduga telah dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, bpk Bambang, Kepala Bagian keuangan kabupaten Tulungagung, bpk Fauzi, bersama mafia pendidikan yang sudah beberapa kali diberitakan oleh media massa yakni ibu Inggarwati yang mengakunya merupakan utusan Distributor produk pendidikan di Jawa Timur, PT. Cipta Inti Surabaya, dan juga mendapat mandat dari PT. Bintang Ilmu dan PT Mapan yang meng-klaim sebagai Distributor Tunggal untuk produk2 peningkatan mutu pendidikan dari kementrian pendidikan nasional, Rudi yang mengaku utusan dari Kadin (kamar Dagang dan Industri) Jawa Timur, dan beberapa orang lagi yang mengaku utusan dari DPRD kabupaten Tulungagung serta beberapa orang pengusaha.
Tim LSM Tulungagung yang sudah lama menduga bahwa banyak korupsi di Tulungagung direncanakan dliuar kota, setelah mendapatkan info, lalu membuntuti kepergian beberapa pejabat penting Tulungagung ini. Biasanya pertemuan2 pejabat dan para mafia koruptor iu dilakukan ditempat hiburan malam, (dugem) mungkin karena bulan ramadhan, waktu dibuntuti para pejabat itu pergi ke hotel Elmi kota Surabaya. Dan saat mereka tak sengaja melihat bahwa ada beberapa anggota LSM dari Tulungagung ternyata ada di Hotel Elmi juga, maka pertemuan kelihatan terburu2 dan mereka bergegas pergi bersama2 entah kemana. Agar tidak ketahuan membuntuti, akhirnya hanya 1 orang rekan LSM yang membuntuti, untuk melihat apakah pertemuan itu bubar, ataukan dilanjutkan ketempat lain. Ternyata rapat dilanjutkan ketempat lain, yakni di restoran di hotel Mojopahit surabaya.
Mungkin merasa aman karena tidak melihat lagi kerumunan LSM dari Tulungagung, akhirnya pertemuan mereka itu dilanjutkan. Mereka tidak mengetahui bahwa ada satu anggota LSM Tulungagung yang mengintip pertemuan itu.
Hasil pertemuan:
bahwa pekerjaan untuk peningkatan mutu pendidikan akan diberikan kepada Inggarwati, Rudi dan pengusaha yang mewakili kepentingan DPRD. Maka pekerjaan akan mulai diatur agar dalam pelelangan dokumennya diatur, juga mekanismenya diatur, agar orang lain tidak bisa mengikuti pelelangan dan atau mengatur panitia agar memenangkan Inggarwati atau orang2nya.
Dalam pertemuan itu Inggarwati menjamin, meskipun nanti mekanismenya agak menyimpang, tidak perlu kuatir jika dilaporkan oleh para LSM, karena menurut Inggarwati, dirinya diback-up oleh pejabat tinggi kejaksaan agung. Sehingga nanti jika ada laporan dari LSM pada kejaksaan negeri ataupun kejaksaan tinggi, pasti aparat kejaksaan di Jawa Timur tidak akan berani memeriksa pekerjaan ini (terdengar nama Marwan, yang katanya merupakan pejabat yang cukup kuat di kejaksaan agung, entah apa jabatannya)
Menurut Inggarwati dibeberapa daerah yang dia mengerjakan pekerjaan peningkatan mutu pendidikan yang dibiayai dana DAK pendidikan, meski ada mekanisme yang tidak terlalu sesuai dengan aturan, dan tidak sesuai dokumen pelelangan RKS serta barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi dari kementrian pendidikan, terbukti aman2 saja, dia menyebutkan kabupaten probolinggo, kabupaten lumajang, kabupaten Mojokerto, kabupaten Ngawi dan beberapa tempat lagi diluar Jawa Timur. Yang penting bagaimana panitia mau memenangkan Inggarwati atau orang2nya. Karena selain punya backing dan menjalankan perintah dari oknum di kejaksaan agung yang bernama Marwan tadi untuk mencarikan "dana operasional", juga aparat hukum di jawa Timur dan beberapa tempat lain telah menerima jasa baiknya, baik promosi jabatan ataupun juga mendapat "setoran" rutin darinya.
Hal ini ditambahi oleh orang yang bernama Rudi yang mengaku suruhan dari Kadin jawa timur, bahwa seperti yang dilakukan Rudi sebagai penyedia kain dan seragam untuk para pegawai negeri di hampir seluruh kabupaten di Jawa Timur, menyatakan menjamin aman, karena seperti pengadaan kain dan seragam para pegawai negeri tadi, meski bahan kain tidak sesuai spesifikasi dan mutu yang ditentukan, tapi terbukti aman2 saja, karena selain di backing oleh Ketua Kadin Jawa Timur, juga rutin memberi setoran untuk memelihara aparat hukum.
Dan dijamin dari proses pengadaan tersebut, dinas pendidikan dan pejabat di Tulungagung, baik pejabat kabupaten dan DPRD akan mendapatkan bagian yang besar, sekitar 25%-30% dari nilai proyek.
Bahkan, Inggarwati, Rudi cs berjanji akan membantu mengatasi masalah hukum yang akan timbul dari penyelewengan pembangunan gedung sekolah2 yang didanai oleh dana DAK pendidikan tahun 2010, maupun tahun2 sebelumnya. Karena sudah rahasia umum, meskipun selama bertahun2 mendapat dana DAK pendidikan untuk pembangunan dan rehabilitasi bangunan sekolah lebih dari 5 tahun berturut2, sekolah di Tulungagung yang mendapatkan dana itu, sekolah tetap hancur. kemana dana pembangunan itu? beberapa waku yang lalu sempat diperiksa oleh aparat hukum, termasuk adanya pembelian mebelair (meja kursi) untuk murid dan guru, ternyata yang ada bukan pembelian, tapi barang lama diperbaiki dan dica/ dipernis, agar tampak baru. dan itu dalam laporan keuangan ditulis bahwa membeli mebelair baru dengan besar anggaran adalah sebesar pembelian mebelair baru. Kasus ini pernah diberitakan oleh media massa, dan sempat diperiksa aparat, ternyata kemudian tidak ada kabar beritanya.
Jadi selain mafia perampok uang negara, rupanya juga mengaku sebagai markus (makelar kasus) dengan klaim sebagai suruhan oknum pejabat kejaksaan agung tadi.
Jadi kesimpulan dari LSM Tulungagung,
Bahwa pengadaan produk peningkatan mutu pendidikan, akan direkayasa untuk memenangkan Inggarwati dan komplotannya, dan cenderung akan mengurangi kualitas dari spesifikasi dan mutu yang ditentukan oleh kementrian pendidikan nasional, agar ada banyak kelebihan dana yang akan dinikmati bersama oleh para mafia dan pejabat di Tulungagung, juga untuk memberikan dana operasional untuk oknum yang bernama Marwan dan para aparat hukum di Jawa Timur dan Tulungagung. maka perlu dicari info, siapakah oknum bernama Marwan tadi, dan apa jabatannya di Kejaksaan Agung dan siapa komplotannya di lembaga aparat hukum Jawa Timur. Karena kami kuatir ini hanya klaim dari Inggarwati, komplotannya dan pejabat kabupaten Tulungagung untuk menakut2i LSM di Tulungagung, agar konspirasi untuk merampok uang negara ini tidak dipantau oleh para LSM di Tulungagung.
Dan kelakuan para pejabat ini sangat merendahkan derajat sebagai pegawai pemerintah, kok mau2nya disuruh dan dipanggil oleh para mafia ini jauh2 dari Tulungagung ke Surabaya (jaraknya 250 km) untuk patuh dan atau berkomplot bersama mafia perusak ekonomi bangsa. Dan klaimnya konspirasi ini mendapat restu dari Bupati, benarkah?
PANGGUNG
Paguyuban LSM Tulungagung
A.Boegank
koordinator
--------------------------------------------------------------------------------------------------
http://liiurfm.com/site/main.php?page=1&id=0&bid=364#
SKANDAL DUGAAN KORUPSI DAK PENDIDIKAN DI KOTA LAIN DIBIDIK, DI TULUNGAGUNG TETAP TAK TERSENTUH
Posted on 16 September 2011 , 4:20 am by Administrator
Gelombang demonstrasi di hampir seluruh kabupaten / kota di Indonesia, menggelora. Satu suara dengan tangan terkepal maju kemuka, meneriakkan pengusutan skandal dugaan kasus korupsi Dana Alokasi Khusus (D.A.K) bidang pendidikan. Seperti di kabupaten Magelang, ratusan massa dari Gerakan Pemuda Ka'bah mendesak kejaksaan negeri dan kepolisian resor setempat untuk mengungkap dugaan korupsi D.A.K pendidikan tahun 2010 sebesar 77 milliar rupiah. Sedangkan di Sragen, kejaksaan tinggi Jawa Tengah menemukan indikasi dugaan korupsi besar terhadap pengelolaan D.A.K pendidikan kabupaten Sragen tahun 2010 sebesar 6,6 Milliar rupiah. Skenario korupsi uang Negara itu, diduga melibatkan rekanan dan sejumlah petinggi dinas pendidikan.
Di Pasuruan, kejaksaan negeri setempat, telah memeriksa 23 kepala sekolah atas dugaan korupsi DAK pendidikan tahun 2009 2010. Selanjutnya di kabupaten Jember menerapkan langkah cepat dengan menetapkan 6 orang tersangka korupsi D.A.K pendidikan tahun 2010 senilai 26 Milliar rupiah, termasuk kepala dinas pendidikan setempat.
Lalu di kabupaten Tulungagung, skandal dugaan korupsi D.A.K pendidikan seakan tak tersentuh oleh hukum. Begitu teriak Koordinator Komunitas Tulungagung Satu, Zainul Fuad, dalam aksinya, Jum'at pagi.
Bersama perwakilan puluhan LSM se-Tulungagung, Zainul Fuad memperingatkan kepada Kepala daerah dan seluruh anggota Dewan serta masyarakat Tulungagung untuk membelalakkan mata atas pengelolaan DAK pendidikan.
Aksi massa yang dikemas teatrikal ini, mengusung suburnya korupsi yang seakan tiada mampu tersentuh oleh lembaga penegak hukum di Tulungagung.
Melalui reporter Halim Perdana, orator aksi menyampaikan 5 tuntutan, yakni Habisi para koruptor di Tulungagung, penghentian pelibatan pegawai afkiran dalam penataan birokrasi, Transparansi Anggaran, Adili Mafia DAK Pendidikan, serta bebaskan dunia pendidikan dari politisasi kepentingan.
Menjawab tuntutan dari demonstran, bupati Heru Cahyono melalui kabag Humas pemkab Tulungagung, Maryani mengatakan, bahwa seluruh tuntutan akan langsung dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang dan dijanjikan bakal menjadi evaluasi bersama untuk menata pemerintahan kedepan lebih baik.
Sementara untuk diketahui clan Liiur, berkaitan dengan dugaan korupsi DAK pendidikan di kabupaten Tulungagung, untuk tahun 2009 mendapat jatah 43 Milliar rupiah diduga banyak terjadi penyimpangan, untuk tahun 2010 yang tersisa 30 Milliar plus dana pendamping APBD dikerjakan pada tahun 2011 ditambah DAK pendidikan tahun 2011 sebesar 40 Milliar. Inipun penuh dugaan skenario jahat, korupsi !.
Informasi ini didapatkan dari keterangan sejumlah ketua Asosiasi jasa konstruksi dan sumber di dinas pendidikan. Selain skenario yang mengarah kepada tindak pidana korupsi ini melibatkan beberapa pejabat di lingkup pemkab Tulungagung, dan pengusaha jasa konstruksi. Juga adanya, pengakuan dari sumber di lingkungan dinas pendidikan, bahwa kepala sekolah diwajibkan menyetor 1 persen untuk UPTD / cabang dinas, 2 persen untuk dinas pendidikan, 0,5 persen untuk BAPPEDA serta pengelolaan gambar sebesar 3,9 juta rupiah. Atas dugaan kasus ini, aparat penegak hukum di Tulungagung maupun Jawa Timur sekalipun, nyaris tak pernah menyentuhnya.
Bersama perwakilan puluhan LSM se-Tulungagung, Zainul Fuad memperingatkan kepada Kepala daerah dan seluruh anggota Dewan serta masyarakat Tulungagung untuk membelalakkan mata atas pengelolaan DAK pendidikan.
Aksi massa yang dikemas teatrikal ini, mengusung suburnya korupsi yang seakan tiada mampu tersentuh oleh lembaga penegak hukum di Tulungagung.
Melalui reporter Halim Perdana, orator aksi menyampaikan 5 tuntutan, yakni Habisi para koruptor di Tulungagung, penghentian pelibatan pegawai afkiran dalam penataan birokrasi, Transparansi Anggaran, Adili Mafia DAK Pendidikan, serta bebaskan dunia pendidikan dari politisasi kepentingan.
Menjawab tuntutan dari demonstran, bupati Heru Cahyono melalui kabag Humas pemkab Tulungagung, Maryani mengatakan, bahwa seluruh tuntutan akan langsung dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang dan dijanjikan bakal menjadi evaluasi bersama untuk menata pemerintahan kedepan lebih baik.
Sementara untuk diketahui clan Liiur, berkaitan dengan dugaan korupsi DAK pendidikan di kabupaten Tulungagung, untuk tahun 2009 mendapat jatah 43 Milliar rupiah diduga banyak terjadi penyimpangan, untuk tahun 2010 yang tersisa 30 Milliar plus dana pendamping APBD dikerjakan pada tahun 2011 ditambah DAK pendidikan tahun 2011 sebesar 40 Milliar. Inipun penuh dugaan skenario jahat, korupsi !.
Informasi ini didapatkan dari keterangan sejumlah ketua Asosiasi jasa konstruksi dan sumber di dinas pendidikan. Selain skenario yang mengarah kepada tindak pidana korupsi ini melibatkan beberapa pejabat di lingkup pemkab Tulungagung, dan pengusaha jasa konstruksi. Juga adanya, pengakuan dari sumber di lingkungan dinas pendidikan, bahwa kepala sekolah diwajibkan menyetor 1 persen untuk UPTD / cabang dinas, 2 persen untuk dinas pendidikan, 0,5 persen untuk BAPPEDA serta pengelolaan gambar sebesar 3,9 juta rupiah. Atas dugaan kasus ini, aparat penegak hukum di Tulungagung maupun Jawa Timur sekalipun, nyaris tak pernah menyentuhnya.
__._,_.___
MARKETPLACE
.
__,_._,___