Wednesday, 2 March 2011

Daun Kesum - Bumbu Wajib Laksa Malaysia

Daun Kesum (Polygonum odoratum) adalah tanaman asal tanaman Asia Tenggara. Masyarakat Singapura dan Malaysia biasanya menggunakan daun ini sebagai salah satu bumbu wajib masakan laksa. Aroma harum dan cita rasa pedas daun kesum sangat khas dan dapat mengurangi aroma amis pada olahan ikan, ayam atau daging.

Seni kuliner Indonesia tidak banyak menggunakan daun kesum sebagai bumbu masakan. Biasanya komunitas Cina Singapura, Malaysia atau sebagian masyarakat Sumatera seperti orang Aceh yang menggunakan daun kesum sebagai bumbu masakan. Selain di Malaysia dan Singapura, daun dari famili tanaman Polygonaceae juga populer di dapur Thailand, orang Thailand menyebutnya dengan nama phak phai. Sedangkan di Vietnam disebut dengan rau ram. Sebutan populer lain untuk daun kesum adalah daun laksa/laksa leaf, daun kesom, daun senahun, Vitnamese coriander, dan Cambodian mint.

Daun kesum merupakan tanaman perdu. Menyukai media tanam yang gembur, cukup air dan sedikit ternaungi. Perbanyakannya sangat mudah, bisa dilakukan dengan stek batang atau pemisahan rumpun/anakan. Penggunaan dalam masakan bisa digunakan dalam kondisi segar maupun kering. Daun kesum memiliki aroma yang “wangi” dan rasa tajam, seperti campuran antara daun kemangi dan daun salam koja(daun kari). Rasanya agak pedas. Biji daun kesum yang pedas konon dijadikan campuran membuat wasabi. Gunakan 10-20 lembar daun kesum untuk masakan yang menggunakan 1 liter santan/cairan.

Daun kesum bisa menggantikan penggunaan daun kemangi atau daun salam koja dalam masakan. Hidangan sup ikan asam pedas, laksa, kari ikan, dan kari ayam lebih lezat jika menggunakan daun kesum sebagai salah satu campuran bumbunya. Aroma wangi daun kesum bisa mengurangi bau amis ikan atau daging. Selain meningkatkan rasa masakan, daun kesum yang pedas ternyata banyak manfaatnya untuk kesehatan, seperti menyuburkan dan menghitamkan rambut, mencegah perut kembung, mengobati cacingan, merangsang haid, pengobati penyakit kudis dan mempercepat pemulihan kesehatan paska melahirkan. Teks & Foto: Budi Sutomo.