Banyak orang yang salah kaprah mengira bay leaf adalah daun salam. Sepintas memang mirip, namun ke dua jenis bumbu daun ini memiliki aroma dan kegunaan yang berbeda.
Literatur luar memang sering menyebut daun salam sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel. Namun yang dimaksud Indonesian bay leaf adalah daun salam dengan nama ilmiah Syzygium polyanthum, bukan bay leaf dengan nama latin Laurus nobilis.
Bay Leaf ( Laurus nobilis )
Bay leaf adalah bumbu masakan Eropa dan sebagian negara Timur Tengah. Daun bay sering digunakan dalam keadaan kering maupun segar. Di Eropa, daun dari tanaman berkayu keluarga Lauraceae ini sangat populer sebagai bumbu masak. Seperti di Prancis, daun bay biasanya dibuat bouquet garni, yaitu aneka bumbu dasar kaldu yang diikat menjadi satu dan digunakan sebagai bumbu membuat kaldu. Baik kaldu daging, ayam maupun ikan. Sup, hidangan daging panggang, olahan seafood dan unggas juga sering ditambahkan daun bay sebagai penambah aroma. Penggunaan daun ini sekitar 2-3 lembar untuk masakan, atau satu sendok teh jika digunakan dalam bentuk bubuk setiap 1 liter kaldu. Aroma wangi dari daun bay leaf membuat masakan lebih menggugah selera.
Daun Salam ( Syzygium polyanthum )
Daun salam populer di dapur Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Daun salam biasanya digunakan dalam keadaan segar, namun beberapa daerah menggunakannya dalam keadaan kering. Penggunaannya dalam bentuk utuh. Tambahkan 2-3 lembar daun salam untuk masakan berkuah santan atau kaldu sebanyak 1 liter.
Dalam kuliner Indonesia, daun salam banyak digunakan sebagai bumbu masakan. Seperti sayur asem, lodeh, pepes, gulai, kari, nasi kuning, sup bahkan bubur gurih. Aroma harum khas daun salam menbuat masakan lebih harum dan sedap. Konon selain sebagai bumbu masakan, daun salam juga dipercaya dapat sebagai obat diabetes, radang lambung, stroke dan penyumbatan pembuluh darah. Teks & Foto: Budi Sutomo.