Coba Anda bayangkan, apa yang akan terjadi jika semua penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa ini memakai obat-obatan kimia, setelah itu membuangnya di air dan tanah kita? Mudah ditebak: berton-tonracun kimia ini akan mencemari air dan tanah Indonesia, mengacaukan ekosistem, merusak tanaman, mengganggu kehidupan hewan, dan yang pasti… kita meracuni diri sendiri dan anak-cucu kita!.
Contoh pengobatan yang mengolah alam adalah suplemen atau obat herbal. Pembuatan obat herbal merupakan tindakan mengolah alam. Perbedaannya sungguh besar karena pembuatan herbal tidak merusak “rancangan” Tuhan atas materi asal yang dijadikan obat herbal. Unsur alam yang ada telah memiliki fungsi atau manfaat yang telah ditentukan Tuhan sebelumnya dan tinggal kita yang memanfaatkan alam tersebut sesuai dengan yang “dimaksudkan” Tuhan untuk kebaikan kita.Contoh mengolah alam dalam pengobatan alami adalah pemanfaatan khasiat kelapa dengan membuatsuplemen Virgin Coconut Oil, pemanfaatan khasiat omega-3 pada minyak ikan dengan ekstrak minyak ikan, pembuatan suplemen klorofil, pembuatan ekstrak bawang putih, herbal dari bumbu-bumbu dapur, jamu asli, dan sebagainya. Lain halnya dengan obat-obatan yang dibuat oleh manusia dengan cara pemisahan unsur molekul dari molekul aslinya (yang sebenarnya “menyeimbangkan”), sehingga “rancangan awal Tuhan” atas molekul tersebut jadi hilang.Contoh merusak alam dari molekul asli yang sebenarnya untuk “menyeimbangkan” adalah pembuatan garam meja yang digembar-gemborkan mengandung yodium yang baik untuk kesehatan ternyata adalah garam berbahaya yang telah dipecah dari unsur garam aslinya. Garam yodium malah terbukti menyebabkan hipertensi sedangkan garam laut asli yang “kita jauhi” ternyata diciptakan oleh Tuhan untuk penyedap rasa yang nikmat dan baik untuk meyembuhkan berbagai masalah kesehatan. Tindakan seperti ini sama saja dengan mengulangi sejarah awal kejatuhan manusia oleh Adam dan Hawa, ketika manusia ingin menjadi seperti Tuhan. Sekali lagi saya tekankan, tindakan menggantikan alam ciptaan Tuhan dengan obat-obatan kimia dan lebih percaya pada cara manusia, sama saja dengan berkata (dalam tindakan, bukan dalam kata-kata), “Tuhan, saya lebih percaya dengan cara saya sendiri dibandingkan caramu dan ciptaanmu. Caramu kuno Tuhan.” Jika ada yang berpendapat bahwa pengobatan alami tidak bisa dipercaya karena kurang penelitian, saya katakan ini adalah pendapat yang salah besar. Jika Anda melakukan pencarian pada Search Engine Google, akan Anda dapati beribu-ribu jurnal ilmiah yang mempublikasikan bukti-bukti ilmiah dari pengobatan alami. Bukti-bukti dan fakta sejarah telah ada di depan mata kita!