Thursday, 19 November 2009

Pornografi Internet, Sebuah Bisnis Tua Dibantu Teknologi

Pornografi, siapa yang tidak mengenal istilah ini, bahkan icon ini telah dikenal ratusan tahun lalu di jaman raja-raja Romawi Pompei Yunani sampai dengan Firaun. Pornografi identik dengan sebuah kesenian tingkat tinggi dengan melibatkan manusia didalamnya, sentuhan seni ini kemudian diangkat dalam berbagai tulisan dan gambar dan berkembang di masyarakat internet dewasa ini.

Pornografi Internet, kali ini yang akan diulas oleh penulis, mengapa pornografi dapat berkembang pesat dengan adanya bantuan teknologi internet, bagaimana sejarahnya, aktifitas dan produktifitas bisnis pornografi di internet, seberapa besar bisnis ini dan berapa revenue yang dihasilkan oleh bisnis pornografi, termasuk bagaimana beberapa negara melakukan proteksi terhadap internet pornografi ini.

Sejarah dan Teknologi

Pornografi mempunyai sejarah yang panjang. Karya seni yang secara seksual bersifat sugestif dan eksplisit sama tuanya dengan karya seni yang menampilkan gambar-gambar yang lainnya. Foto-foto yang eksplisit muncul tak lama setelah ditemukannya fotografi. Karya-karya film yang paling tuapun sudah menampilkan gambar-gambar telanjang maupun gambaran lainnya yang secara seksual bersifat eksplisit.

Manusia telanjang dan aktivitas-aktivitas seksual ditampilkan dalam sejumlah karya seni paleolitik (mis.Patung Venus), namun tidak jelas apakah tujuannya adalah membangkitkan rangsangan seksual. Sebaliknya, gambar-gambar itu mungkin mempunyai makna spiritual. Ada sejumlah lukisan porno di tembok-tembok reruntuhan bangunan Romawi di Pompei.

Salah satu contoh yang menonjol adalah gambar tentang sebuah bordil yang mengiklankan berbagai pelayanan seksual di dinding di atas masing-masing pintu. Di Pompei orang pun dapat menjumpai gambaran zakar dan buah zakar yang ditoreh di sisi jalan, menunjukkan jalan ke wilayah pelacuran dan hiburan, untuk menunjukkan jalan kepada para pengunjung.

Para arkeolog di Jerman melaporkan pada April 2005 bahwa mereka telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai sebuah gambaran tentang adegan porno yang berusia 7.200 tahun yang melukiskan seorang laki-laki yang sedang membungkuk di atas seorang perempuan dalam cara yang memberikan kesan suatu hubungan seksual. Gambaran laki-laki itu diberi nama Adonis von Zschernitz.

Pornografi yang diedarkan secara massal sama tuanya dengan mesin cetak sendiri. Hampir bersamaan dengan penemuan fotografi, teknik ini pun digunakan untuk membuat foto-foto porno. Bahkan sebagian orang mengatakan bahwa pornografi telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi dari mesin cetak, melalui fotografi (foto dan gambar hidup) hingga video, TV satelit dan internet. Seruan-seruan untuk mengatur atau melarang teknologi-teknologi ini telah sering menyebutkan pornografi sebagai dasar keprihatinannya.

Selama sejarahnya, kamera film juga telah digunakan untuk membuat pornografi, dan dengan munculnya perekam kaset video rumahan, industri film porno pun mengalami perkembangan besar-besaran dan melahirkan bintang-bintang "film dewasa" seperti Ginger Lynn, Christy Canyon dan Traci Lords (belakangan diketahui usianya di bawah usia legal, yaitu 18 tahun, pada saat membuat sebagian besar dari film-filmnya).

Orang kini dapat menonton film porno dengan leluasa dalam privasi rumahnya sendiri, ditambah dengan pilihan yang lebih banyak untuk memuaskan fantasi dan fetishnya. Ditambah dengan hadirnya kamera video yang murah, orang kini mempunyai sarana untuk membuat filmnya sendiri, untuk dinikmati sendiri atau bahkan untuk dijual dan memperoleh keuntungan.

Ada yang berpendapat bahwa Sony Betamax kalah dalam perang format dari VHS (dalam menjadi sistem rekam/tonton video di rumah) karena industri video film biru memilih VHS ketimbang sistem Sony yang secara teknis lebih unggul. Upaya-upaya inovasi lainnya muncul dalam bentuk video interaktif yang memungkinkan pengguna memilih variabel-variabel seperti sudut kamera berganda, penutup berganda (mis. "Devil in the Flesh", 1999), dan isi DVD untuk komputer saja.

Para produsen film erotik diramalkan akan memainkan peranan penting dalam menentukan standar DVD yang akan datang. Kelengkapan (outfit) yang besar cenderung mendukung Cakram Cahaya Biru (Blue-Ray) yang memiliki kapasitas tinggi, sementara kelengkapan yang kecil umumnya lebih mendukung HD-DVD yang tidak begitu mahal. Menurut sebuah artikel Reuters 2004 "Industri bermiliar-miliar dolar ini menerbitkan sekitar 11.000 judul dalam bentuk DVD setiap tahunnya, memberikannya kekuatan yang sangat besar untuk mempengaruhi pertempuran antara kedua kelompok studio dan perusahaan teknologi yang saling bersaing untuk menetapkan standar untuk generasi berikutnya".

Dengan munculnya Internet, pornografi pun semakin mudah didapat. Sebagian dari pengusaha wiraswasta internet yang paling berhasil adalah mereka yang mengoperasikan situs-situs porno di internet. Demikian pula foto-foto konvensional ataupun video porno, sebagian situs hiburan permainan video "interaktif". Karena sifatnya internasional, internet memberikan sarana yang mudah kepada konsumen yang tinggal di negara-negara di mana keberadaan pornografi dilarang sama sekali oleh hukum, atau setidak-tidaknya mereka yang tidak perlu memperlihatkan bukti usia, dapat dengan mudah mendapatkan bahan-bahan seperti itu dari negara-negara lain di mana pornografi legal atau tidak mengakibatkan tuntutan hukum.

Biaya yang murah dalam penggandaan dan penyebaran data digital meningkatkan terbentuknya kalangan pribadi orang-orang yang tukar-menukar pornografi. Dengan munculnya aplikasi berbagi file peer-to-peer seperti Kazaa, tukar-menukar pornografi telah mencapai rekor yang baru. Pornografi gratis tersedia secara besar-besaran dari para pengguna lainnya dan tidak lagi terbatas pada kelompok-kelompok pribadi. Pornografi gratis dalam jumlah besar di internet juga disebarkan dengan tujuan-tujuan pemasaran, untuk menggalakkan para pelanggan yang membeli program bayaran.

Sejak akhir tahun 1990-an, "porno dari masyarakat untuk masyarakat" tampaknya telah menjadi kecenderungan baru. Kamera digital yang murah, perangkat lunak yang kian berdaya dan mudah digunakan, serta akses yang mudah ke sumber-sumber bahan porno telah memungkinkan pribadi-pribadi untuk membuat dan menyebarkan bahan-bahan porno yang dibuat sendiri atau dimodifikasi dengan biaya yang sangat murah dan bahkan gratis.

Di internet, pornografi kadang-kadang dirujuk sebagai pr0n yaitu plesetan dari p0rn — porno yang ditulis dengan angka nol. Salah satu teori tentang asal-usul ejaan ini ialah bahwa ini adalah siasat yang digunakan untuk mengelakkan penyaring teks dalam program-program pesan pendek atau ruang obrol.

Menurut Google, setiap hari terjadi 68 juta pencarian dengan menggunakan kata "porno" atau variasinya.

Status hukum pornografi sangat berbeda-beda. Kebanyakan negara mengizinkan paling kurang salah satu bentuk pornografi. Di beberapa negara, pornografi ringan dianggap tidak terlalu mengganggu hingga dapat dijual di toko-toko umum atau disajikan di televisi. Sebaliknya, pornografi berat biasanya diatur ketat. Pornografi Anak dianggap melanggar hukum di kebanyakan negara, dan pada umumnya negara-negara
mempunyai pembatasan menyangkut pornografi yang melibatkan kekerasan atau binatang.

Sebagian orang, termasuk produser pornografi Larry Flynt dan penulis Salman Rusdie, mengatakan bahwa pornografi itu penting bagi kebebasan dan bahwa suatu masyarakat yang bebas dan beradab harus dinilai dari seberapa jauh mereka bersedia menerima pornografi.

Kebanyakan negara berusaha membatasi akses anak-anak di bawah umur terhadap bahan-bahan porno berat, misalnya dengan membatasi ketersediaannya hanya pada toko buku dewasa, hanya melalui pesanan lewat pos, lewat saluran-saluran televisi yang dapat dibatasi orang tua, dll.

Biasanya toko-toko porno membatasi usia orang-orang yang masuk ke situ, atau kadang-kadang barang-barang yang disajikan ditutupi sebagian atau sama sekali tidak terpampang. Yang lebih lazim lagi, penyebaran pornografi kepada anak-anak di bawah umur dianggap melanggar hukum. Namun banyak dari usaha-usaha ini ternyata tidak mampu membatasi ketersediaan pornografi karena akses yang cukup terbuka terhadap internet pornografi.

Geliat Bisnis Pornografi Internet

Menurut Google, setiap hari lebih dari 68 juta kata "porn" atau porno yang disearch oleh user internet, penulis melakukan studi sedikit diatas kertas untuk mencari tahu berapakah revenue yang dihasilkan oleh rumah-rumah produksi pembuat dan distributor produk internet pornografi ini.

Katakan seorang model baru untuk object pemrotretan merk "A" dengan upah sampai 2.000 USD dan biaya produksi potret tersebut sampai dengan distribusi di web mencapai 3.000 USD, maka total biaya produksi object model adalah 5.000 USD.

Anggap saja 1% dari user search engine Google tersebut pada hari itu menemukan si merk "A", maka ada 680.000 user dan mau membayar 1 USD untuk potret tersebut maka ada 680.000 USD pada hari itu telah menjadi revenue si empunya merk "A", maka dapat kita hitung secara cepat, pendapatan dari bisnis Internet pornografi rata-rata 680.000 USD untuk 1 rumah produksi, satu hal yang menggiurkan bagi pebisnis baru untuk mengembangkan dan bermain pada bisnis Internet pornografi ini.

Jangkauan internet telah merambah seluruh dunia, dimanapun user tersebut berada, pornografi dapat berkembang pesat tanpa batas, karena user tidak perlu mengerti arti bahasa, user dapat menikmati potret tersebut tanpa harus membaca dan mengerti secara detail sebuah informasi. Di sinilah keunggulan pornografi dibanding bisnis lain, user dapat menikmati apapun yang dihasilkan oleh perusahaan pengembang seni pornografi.

Preteksi Negara

Ada beberapa Negara yang telah bersusah payah untuk melindungi masyarakat mereka terhadap bahaya dan dampak adanya internet pornografi ini, ambil contoh China, yang telah mempekerjakan 30.000 pegawai lepas untuk melakukan proteksi/filtering terhadap konten-konten internet yang dapat merusak masyarakat mereka termasuk pornografi.

Mereka membangun database filtering, yang akan menyaring situs-situs porno yang sudah eksis maupun situs-situs baru yang masuk, demikian besar rasa keingintahuan masyarakat china terhadap dunia internet, apapun akan dicari dan dikonsumsi, maka dari itu bila tidak berhati-hati dan ketat, akan berakibat merusak generasi muda mereka. Dalam catatan penulis, user internet China telah mencapai 380 juta user dari 1,5 Miliar jumlah penduduk mereka, user internet China jauh melebihi negara manapun di dunia ini.

Bagaimana dengan Negara tercinta ini Indonesia, Negara ini telah melakukan filtering pornografi dengan segala keterbatasannya, Project Nawala, sebuah project yang dibangun oleh komunitas untuk melindungi user internet dari sampah pornografi, namun belum begitu banyak berarti karena belum begitu banyak masyarakat yang berpatisipasi terhadap project ini. Sekitar 600 ribu kata yang telah difilter dalam database ini untuk mencegah akses pornografi, dan terus bertambah dengan adanya masukan dari masyarakat yang telah menemukan kata-kata baru untuk situs-situs pornografi.

Kembali kepada kita semua sebagai masyarakat Indonesia yang sadar terhadap bahaya dan dampak pornografi kepada anak-anak dan generasi muda, sejauh mana dapat dilakukan proteksi terhadap mereka, mungkin di sekolah, perpustakaan dan media lain mereka tidak dapat mengakses pornografi, bagaimana halnya dengan warnet-warnet yang menjamur dan mudah diakses oleh mereka termasuk rumah-rumah mereka yang memiliki akses internet langsung tanpa filter dan pengawasan orang tua, hal ini yang seharusnya menjadi perhatian khusus bagi kita semua.


*) Penulis adalah I Gusti Njoman Mantra, Analis Senior Keamanan Jaringan dan Pemantau Trafik Internet ID-SIRTII, sekaligus Dosen Keamanan Jaringan dan Cybercrime, dapat dihubungi di email: mantra@idsirtii.or.id.
( ash / ash )