Friday, 16 April 2010

Nutrisi Tepat Untuk Kecerdasan Anak

Usia balita adalah masa pertumbuhan pesat, termasuk otak, organ penting sebagai pusat kontrol, berpikir, emosi dan tingkah laku. Keberhasilan proses pertumbuhan otak dipengaruhi oleh asupan gizi yang seimbang semasa bayi dalam kandungan, masa bayi dan balita. Karenanya, penerapan pola makan yang baik sudah harus dimulai sejak dini.

Kecerdasan dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu genetik, lingkungan dan gizi. Kekurangan zat gizi tertentu bisa menyebabkan perkembangan otak terhambat dan bisa menyebabkan menurunya kecerdasan anak. Faktor gizi menjadi penting karena sifatnya irreversible, jadi jika kekurangan pada masa tertentu tidak dapat pulih. Kareananya sebagai orang tua, memilih makanan terbaik dengan kandungan nutrisi seimbang dan porsi yang tepat harus dikuasai.

Tumbuh Kembang Balita


Pertumbuhan otak atau masa cepat tumbuh otak terjadi ketika bayi masih dalam kandungan hingga hingga bayi berusia 18 bulan. Karenanya ibu hamil juga harus memperhatikan asupan nutrisi yang dimakan.

Perkembangan otak berlanjut di masa balita, merupakan suatu periode penting bagi proses tumbuh kembang. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan di usia balita menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.

Pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal sangat dipengaruhi oleh asupan zat gizi makanan yang dikonsumsi. Begitu juga dengan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan anak.

Masa Pertumbuhan Emas Otak Anak


Otak janin mengalami periode pertumbuhan cepat (brain growth spurt) pertama kali pada saat kehamilan trimester ketiga. Pada trimester ketiga ini, sel neuron (sel-sel otak) pada otak besar membelah dan membagi dengan cepat.

Berbagai nutrisi berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan otak janin yang telah dimulai pada awal kehamilan. Kebutuhan zat gizi yang penting ditingkatkan selama kehamilan adalah karbohidrat (energi), protein, kalsium (Ca), fosfor (P), zat besi (Fe), magnesium (Mg), Seng (Zn), Iodium (I), Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3, Vitamin B6, Vitamin B9 (Asam folat), Vitamin C, dan Vitamin D.

Pada trimester ketiga usia kehamilan, sangat penting mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi, seperti vitamin B6, seng, kalsium, zat besi, protein dan B9 (asam folat).

Masa pertumbuhan emas otak (brain growth spurt) tahapan kedua terjadi saat bayi baru lahir sampai usia 30 bulan. Usia bayi 0-6 bulan sangat disarankan untuk diberikan ASI eksklusif. ASI mengandung nutrisi yang cukup hingga bayi berusia 6 bulan. Menginjak usia 6 -30 bulan bayi mulai diberi makanan sesuai kebutuhan tubuhnya.

Kebutuhan Nutrisi Otak


Pada awal kehamilan atau 17 hari setelah hamil, otak mulai terbentuk. Asupan zat gizi adalah faktor utama yang berperan meningkatkan kecerdasan otak secara optimal. Otak dibentuk oleh lemak, sedangkan sel saraf dibentuk oleh protein. Beberapa nutrisi sangat berperan penting dalam menentukan tingkat kecerdasan anak.

Protein. Protein berfungsi untuk pertumbuhan sel dan fungsi otak serta perlindungan terhadap infeksi. Sedangkan asam amino berperan sebagai neurotransmitter atau bahan zat pengantar ransang saraf, dan mempengaruhi perilaku, seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi.
Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh namun tubuh justru tidak dapat memproduksi sendiri dan diperoleh dari asupan makanan, contohnya antara lain adalah cystine dan lysine.

Lemak. Secara kimia, otak yang banyak mengandung lapisan membrane lemak. Agar otak dapat berfungsi dengan baik diperlukan asam lemak omega 3 dan omega 6. Penelitian dari Bagian Gizi Masarakat Universita Indonesia juga memberikan kesimpulan bahwa asam lemak omega 3 dan omega 6 yang terapat di dalam ASI, minyak ikan, dan ikan mempunyai perannan penting dalam meningkatkan kecerdasan anak.

Omega 3. Asam alfa linoleat termasuk dalam kelompok asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang (Long Chain Polyunsaturated Fatty Acid = LCPUFA) . LCPUFA merupakan pembuat utama sistem saraf. Kekurangan (defisiensi) Omega 3 akan menyebabkan adanya gangguan pada sistem penglihatan, daya ingat, gangguan perilaku dan kekebalan tubuh. Omega 3 terdapat pada brokoli, bayam, daun selada, unggas, dan beberapa jenis ikan, seperti tuna, salmon, sardin, mackerel, dan herring.

Omega 6. Merupakan LCPUFA. Omega 6 diubah menjadi asam arakhidonat (AA). AA berfungsi sebagai pengantar rangsang antarsel saraf dan membantu perkembangan otak. Omega 6 dapat ditemui pada minyak kedelai.

Karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber zat tenaga atau energi. Energi sangat dibutuhkan otak sebagai sumber energi sel-sel otak dan pembentukan kabel saraf otak untuk proses berpikir. Karbohidrat juga berperan untuk menangkap dan menyimpan data dalam memori otak. Sumber karbohidrat mudah ditemui di bahan makanan pokok, seperti nasi, roti, gandum, dan biskuit.

Vitamin. Vitamin berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi dan balita serta pembentukan dan pengembangan fungsi sel-sel otak, seperti peran Vitamin A dalam membantu pembentukan dan pertumbuhan sel saraf. Vitamin A banyak terdapat pada wortel, hati sapi, hati ayam, jeruk, dan bayam.

Begitu juga dengan Vitamin B6 yang berperan dalam membantu proses metabolisme asam amino (protein) yang merupakan salah satu komponen pembentuk otak. Proses pembentukan neurotransmitter juga dibantu oleh vitamin ini.

Vitamin B9 atau yang lebih dikenal dengan asam folat juga sangat berperan mencegah kelainan seperti otak tidak berkembang (anensefali). Beberapa bahan makanan yang mengandung asam folat adalah hati sapi, bayam, brokoli, pisang, susu, gandum, kuning telur ayam, jus jeruk dan kacang almond. Vitamin lainnya yaitu vitamin c juga berperan sebagai pembentuk neurotransmitter.

Mineral. Mineral adalah unsur pelengkap yang membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Jenis-jenis mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan otak adalah sodium, potasium, kalsium, besi, seng, yodium dan klorida. Sebut saja sodium, potasium dan kalsium berperan dalam proses neurotransmitter antara satu sel dengan sel saraf lain, termasuk sel otak.


Mineral lain, yaitu zat besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan myelin (selaput lemak pelindung akson). Zat besi juga berguna untuk kecepatan penghantar saraf, pemrosesan informasi dan kecerdasan. Teks & Foto: Budi Sutomo.