Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Monday, 11 January 2010

Depkominfo Selidiki Grup Fans PKI di Facebook

Kemunculan Fan Page Partai Komunis Indonesia mengundang perhatian banyak pengunjung Facebook. Saat ini lebih dari 2.000 orang telah menjadi anggota. Terkait kemunculan account ini, pihak Depkominfo langsung menggelar penyelidikan.

"Kami belum melihat secara langsung (Fan Page PKI-red). Kami mengetahuinya dari pemberitaan media. Sekarang kami sedang mempelajarinya," ungkap Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Senin (11/1/2010).

"Menilik pada UU Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999, di situ disebutkan bahwa penyelenggaraan telekomunikasi dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum," lanjut Gatot.

Gatot juga menyebut ketentuan lain yang mengatur soal PKI, yakni Tap MPRS 25 /1966 yang berisi pelarangan paham komunisme.

Jadi apabila mengacu pada peraturan di atas, kesimpulannya bahwa ranah telekomunikasi (termasuk Facebook) tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan umum, melanggar kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum.

Kendati demikian pihak Depkominfo selaku regulator telekomunikasi belum menyatakan sikapnya apakah memang Fan Page PKI tersebut melanggar atau tidak.

"Jika memang betul-betul melanggar, kami sebagai regulator akan menindaklanjutinya ke pihak administrator Facebook. Ini sama halnya, seperti kasus Fitna dan blog penghina Nabi dulu," tandas Gatot. ( faw / ash-detik )

Depkominfo Selidiki Grup Fans PKI di Facebook

Kemunculan Fan Page Partai Komunis Indonesia mengundang perhatian banyak pengunjung Facebook. Saat ini lebih dari 2.000 orang telah menjadi anggota. Terkait kemunculan account ini, pihak Depkominfo langsung menggelar penyelidikan.

"Kami belum melihat secara langsung (Fan Page PKI-red). Kami mengetahuinya dari pemberitaan media. Sekarang kami sedang mempelajarinya," ungkap Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, Senin (11/1/2010).

"Menilik pada UU Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999, di situ disebutkan bahwa penyelenggaraan telekomunikasi dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum," lanjut Gatot.

Gatot juga menyebut ketentuan lain yang mengatur soal PKI, yakni Tap MPRS 25 /1966 yang berisi pelarangan paham komunisme.

Jadi apabila mengacu pada peraturan di atas, kesimpulannya bahwa ranah telekomunikasi (termasuk Facebook) tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan umum, melanggar kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum.

Kendati demikian pihak Depkominfo selaku regulator telekomunikasi belum menyatakan sikapnya apakah memang Fan Page PKI tersebut melanggar atau tidak.

"Jika memang betul-betul melanggar, kami sebagai regulator akan menindaklanjutinya ke pihak administrator Facebook. Ini sama halnya, seperti kasus Fitna dan blog penghina Nabi dulu," tandas Gatot. ( faw / ash-detik )

Friday, 16 October 2009

Bibit & Chandra Tersangka: Polisi Tak Mau Tanggapi Adanya Tudingan Rekayasa

Mabes Polri enggan menanggapi adanya tudingan rekayasa terkait penetapan tersangka 2 pimpinan nonaktif KPK Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Alasannya proses hukum masih berjalan.

"Ini proses masih berjalan, tentunya apa yang dilakukan penyidik untuk melengkapi berkas atau hal yang perlu ditambah dalam penyidikan masih berjalan," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (16/10/2009).

Soal adanya rekayasan ini disampaikan tim pengacara KPK. Bambang Widjojanto mengaku tim pengacara KPK memiliki bukti dan data yang kuat. Salah satu alasan rekayasa selain karena persaingan antar penegak hukum, juga ada oknum petinggi di lembaga penegak hukum yang terseret kasus korupsi.

Menanggapi ini pun Polri tidak mau bersikap reaktif. "Tidak masalah pengacara mengatakan itu, proses hukum masih berjalan," tutupnya.

(ndr/iy-detik)

Bibit & Chandra Tersangka: Polisi Tak Mau Tanggapi Adanya Tudingan Rekayasa

Mabes Polri enggan menanggapi adanya tudingan rekayasa terkait penetapan tersangka 2 pimpinan nonaktif KPK Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Alasannya proses hukum masih berjalan.

"Ini proses masih berjalan, tentunya apa yang dilakukan penyidik untuk melengkapi berkas atau hal yang perlu ditambah dalam penyidikan masih berjalan," kata Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (16/10/2009).

Soal adanya rekayasan ini disampaikan tim pengacara KPK. Bambang Widjojanto mengaku tim pengacara KPK memiliki bukti dan data yang kuat. Salah satu alasan rekayasa selain karena persaingan antar penegak hukum, juga ada oknum petinggi di lembaga penegak hukum yang terseret kasus korupsi.

Menanggapi ini pun Polri tidak mau bersikap reaktif. "Tidak masalah pengacara mengatakan itu, proses hukum masih berjalan," tutupnya.

(ndr/iy-detik)

Antasari Menyangkal di Sidang, Rhani Juliani: Kok Begitu Sih?

Kok begitu sih?" Kalimat itulah yang diucapkan saksi kunci pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Rhani Juliani, mengomentari jalannya sidang Antasari Azhar. Antasari mengaku tidak berbuat senonoh saat bertemu mantan caddy tersebut di kamar 803 Hotel Gran Mahakam.

"Setiap mau ada sidang selalu saya informasikan kepada dia. Pas saya telepon dia ketawa-tawa dan berkomentar 'kok begitu sih?'" kata pengacara Rhani, Jimmy Simanjuntak, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (16/10/2009).

Menurut Jimmy, dua kali sidang Antasari, Rhani selalu menonton dari layar televisi yang menyiarkan sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut secara live. Rhani kini masih berada di suatu tempat di Jakarta.

Dikatakan dia, Rhani terheran-heran mendengar eksepsi (keberatan) Antasari dan tim pengacara mantan Ketua KPK itu yang dibacakan dalam sidang kedua, Kamis (15/10) kemarin. Perempuan berumur 23 tahun itu tetap bersikukuh telah dilecehkan oleh Antasari saat berduaan di kamar hotel.

"Tetap ada pelecehan seksual. Saya mengatakan kepada dia 'Apa yang kamu sampaikan di BAP di kepolisan adalah sebenar-benarnya,'" imbuh Jimmy.

Terhadap tuduhan pengacara Antasari bahwa Rhanilah yang menggoda kliennya, Jimmy membantah keras. "Kalau perlu kita bikin survei berapa persen wanita yang menggoda pria dan pria menggoda wanita?" cetusnya.

Sebagaimana dikatakan Jimmy, Rhani mengganggap dakwaan jaksa terhadap Antasari telah sesuai dengan keterangannya di Polda Metro Jaya. Namun, dia tidak dalam kapasitas menilai apakah dakwaan itu benar atau tidak.

"Jaksa menyusun dakwaan itu kewenangan dia sesuai undang-undang. Rhani tidak dalam kapasitas menilai dakwaan itu benar atau nggak. Kapasitas dia hanyalah saksi," pungkas Jimmy.

(irw/nrl-detik)

Antasari Menyangkal di Sidang, Rhani Juliani: Kok Begitu Sih?

Kok begitu sih?" Kalimat itulah yang diucapkan saksi kunci pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Rhani Juliani, mengomentari jalannya sidang Antasari Azhar. Antasari mengaku tidak berbuat senonoh saat bertemu mantan caddy tersebut di kamar 803 Hotel Gran Mahakam.

"Setiap mau ada sidang selalu saya informasikan kepada dia. Pas saya telepon dia ketawa-tawa dan berkomentar 'kok begitu sih?'" kata pengacara Rhani, Jimmy Simanjuntak, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (16/10/2009).

Menurut Jimmy, dua kali sidang Antasari, Rhani selalu menonton dari layar televisi yang menyiarkan sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersebut secara live. Rhani kini masih berada di suatu tempat di Jakarta.

Dikatakan dia, Rhani terheran-heran mendengar eksepsi (keberatan) Antasari dan tim pengacara mantan Ketua KPK itu yang dibacakan dalam sidang kedua, Kamis (15/10) kemarin. Perempuan berumur 23 tahun itu tetap bersikukuh telah dilecehkan oleh Antasari saat berduaan di kamar hotel.

"Tetap ada pelecehan seksual. Saya mengatakan kepada dia 'Apa yang kamu sampaikan di BAP di kepolisan adalah sebenar-benarnya,'" imbuh Jimmy.

Terhadap tuduhan pengacara Antasari bahwa Rhanilah yang menggoda kliennya, Jimmy membantah keras. "Kalau perlu kita bikin survei berapa persen wanita yang menggoda pria dan pria menggoda wanita?" cetusnya.

Sebagaimana dikatakan Jimmy, Rhani mengganggap dakwaan jaksa terhadap Antasari telah sesuai dengan keterangannya di Polda Metro Jaya. Namun, dia tidak dalam kapasitas menilai apakah dakwaan itu benar atau tidak.

"Jaksa menyusun dakwaan itu kewenangan dia sesuai undang-undang. Rhani tidak dalam kapasitas menilai dakwaan itu benar atau nggak. Kapasitas dia hanyalah saksi," pungkas Jimmy.

(irw/nrl-detik)

Rhani Masih Simpan Sebagian Kisahnya dengan Antasari

Rhani Juliani ternyata masih menyimpan beberapa bagian cerita seputar pertemuannya dengan Antasari Azhar di kamar 803 Hotel Gran Mahakam. Rhani akan mengisahkanya di persidangan mantan Ketua KPK itu dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

"Ada yang belum disampaikan oleh Rhani," kata pengacara Rhani, Jimmy Simanjuntak, kepada detikcom, Jumat (16/10/2009).

Dikatakan Jimmy, Rhani dipastikan akan hadir di persidangan apabila mendapat panggilan untuk bersaksi. Istri siri Nasrudin itu kini masih berada di suatu tempat Jakarta.

Jimmy menolak untuk membocorkan bagian cerita yang dimiliki kliennya tersebut. Namun, bahwa Rhani telah dilecehkan secara seksual saat pertemuan pada Mei 2008 tersebut, menurutnya, bukan karangan.

"Lebih jelasnya Rhani yang akan mengungkapkannya di pengadilan. Bahwa adanya interaksi-interaksi itu akan terungkap," elak Jimmy.

(irw/nrl-detik)

Rhani Masih Simpan Sebagian Kisahnya dengan Antasari

Rhani Juliani ternyata masih menyimpan beberapa bagian cerita seputar pertemuannya dengan Antasari Azhar di kamar 803 Hotel Gran Mahakam. Rhani akan mengisahkanya di persidangan mantan Ketua KPK itu dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.

"Ada yang belum disampaikan oleh Rhani," kata pengacara Rhani, Jimmy Simanjuntak, kepada detikcom, Jumat (16/10/2009).

Dikatakan Jimmy, Rhani dipastikan akan hadir di persidangan apabila mendapat panggilan untuk bersaksi. Istri siri Nasrudin itu kini masih berada di suatu tempat Jakarta.

Jimmy menolak untuk membocorkan bagian cerita yang dimiliki kliennya tersebut. Namun, bahwa Rhani telah dilecehkan secara seksual saat pertemuan pada Mei 2008 tersebut, menurutnya, bukan karangan.

"Lebih jelasnya Rhani yang akan mengungkapkannya di pengadilan. Bahwa adanya interaksi-interaksi itu akan terungkap," elak Jimmy.

(irw/nrl-detik)

Para Calon Menteri Berburu Dukungan Spiritual

Banyak cara dilakukan oleh para calon menteri agar lolos menjadi menteri definitif. Beberapa di antaranya memperbanyak bacaan doa-doa. Doa para kiai dan dukun juga diburu.

Informasi yang dikumpulkan detikcom menyebutkan, para calon menteri yang namanya diusulkan sudah menemui para kiai dan "orang pintar" guna memastikan posisinya di kabinet. Para calon ini meminta bantuan para kiai untuk berdoa secara massal atau pun mengelar acara khusus seperti khataman qur'an.

"Sekarang para calon itu sudah beralih dari usaha dhohir ke usaha batin. Mereka ada yang membaca wirid tertentu dari sang kiai, atau meminta bantuan santri untuk khataman qur'an dengan doa khusus dapat menjadi menteri," kata salah satu petinggi partai berasaskan Islam kepada detikcom, Jumat (6/10/2009).

Selain cara di atas, ada juga yang mengumpulkan para kiai untuk bermunajat bersama-sama agar sang calon bisa menjadi menteri. Namun semua gerakan ini dilakukan secara tertutup dan tidak terjangkau oleh media.

"Ada juga yang meminta kiai berpengaruh untuk mengundang para kiai di daerahnya guna membacakan doa-doa dan wirid khusus untuk sang calon," paparnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh para kandidat menteri yang memilih "orang pintar" sebagai perantaranya. Hal ini banyak dilakukan oleh kandidat dari parpol yang tidak berbasis Islam.

"Kalau dari calon menteri yang tidak berbasis Islam, selain meminta bantuan para kiai, mereka juga meminta dukungan dari orang-orang pintar," papar sumber detikcom lainnya.

Bahkan, lanjut sumber itu, selain melakukan pendekatan secara spiritual dan menemui "orang pintar", ada juga calon menteri yang melakukan pendekatan khusus melalui jalur keluarga. Pendekatan model ini sudah dikonfirmasi oleh SBY sendiri bahwa ada yang nitip lamaran menteri lewat mertuanya.

Sumber detikcom menceritakan, selain yang disampaikan SBY, juga ada yang melakukan pendekatan kepada ibunda SBY (Ibu Habibah), selain Bu Ani. "Semua itu baru usaha mereka, saya yakin Pak SBY punya pertimbangan sendiri," pungkasnya.

(gah/nrl-detik)

Para Calon Menteri Berburu Dukungan Spiritual

Banyak cara dilakukan oleh para calon menteri agar lolos menjadi menteri definitif. Beberapa di antaranya memperbanyak bacaan doa-doa. Doa para kiai dan dukun juga diburu.

Informasi yang dikumpulkan detikcom menyebutkan, para calon menteri yang namanya diusulkan sudah menemui para kiai dan "orang pintar" guna memastikan posisinya di kabinet. Para calon ini meminta bantuan para kiai untuk berdoa secara massal atau pun mengelar acara khusus seperti khataman qur'an.

"Sekarang para calon itu sudah beralih dari usaha dhohir ke usaha batin. Mereka ada yang membaca wirid tertentu dari sang kiai, atau meminta bantuan santri untuk khataman qur'an dengan doa khusus dapat menjadi menteri," kata salah satu petinggi partai berasaskan Islam kepada detikcom, Jumat (6/10/2009).

Selain cara di atas, ada juga yang mengumpulkan para kiai untuk bermunajat bersama-sama agar sang calon bisa menjadi menteri. Namun semua gerakan ini dilakukan secara tertutup dan tidak terjangkau oleh media.

"Ada juga yang meminta kiai berpengaruh untuk mengundang para kiai di daerahnya guna membacakan doa-doa dan wirid khusus untuk sang calon," paparnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh para kandidat menteri yang memilih "orang pintar" sebagai perantaranya. Hal ini banyak dilakukan oleh kandidat dari parpol yang tidak berbasis Islam.

"Kalau dari calon menteri yang tidak berbasis Islam, selain meminta bantuan para kiai, mereka juga meminta dukungan dari orang-orang pintar," papar sumber detikcom lainnya.

Bahkan, lanjut sumber itu, selain melakukan pendekatan secara spiritual dan menemui "orang pintar", ada juga calon menteri yang melakukan pendekatan khusus melalui jalur keluarga. Pendekatan model ini sudah dikonfirmasi oleh SBY sendiri bahwa ada yang nitip lamaran menteri lewat mertuanya.

Sumber detikcom menceritakan, selain yang disampaikan SBY, juga ada yang melakukan pendekatan kepada ibunda SBY (Ibu Habibah), selain Bu Ani. "Semua itu baru usaha mereka, saya yakin Pak SBY punya pertimbangan sendiri," pungkasnya.

(gah/nrl-detik)