Biasanya wanita yang baru melahirkan akan merasa depresi karena harus sering terbangun di malam hari. Tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa pria atau ayah juga lebih mungkin mengalami depresi ketimbang ibu.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa satu dari sepuluh ayah telah ditemukan menderita depresi sebelum dan setelah istrinya melahirkan. Bahkan pada saat anak-anaknya sudah berusia 12 minggu, kemungkinan satu dari empat pria merasa sedih dan mengalami depresi.
Seperti dilansir dari Dailymail, Rabu (19/5/2010), peneliti Amerika Serikat mengamati gejala depresi pada pria ini bukan akibat pengaruh hormon, yang biasanya terjadi pada wanita. Dan lebih mungkin akibat tekanan sebagai seorang ayah baru.
Hal ini juga dipengaruhi dari beban biaya yang ditanggung untuk keperluan menyambut kelahiran si kecil dan memenuhi semua biaya hidupnya. Ini adalah tanggung jawab yang bertambah dari seorang ayah.
Ahli kesehatan mental juga berpendapat, hal ini disebabkan karena kebiasaan baru yang mengharuskan pria bangun di tengah malam di minggu-minggu awal, juga pekerjaan tambahan lainnya yang menyangkut keperluan bayi.
Penelitian ini menempatkan keseluruhan tingkat depresi pada ayah baru sebesar 10,4 persen, yaitu dua kali lipat dari perkiraan yang hanya 4,8 persen, untuk semua pria dalam periode 12 bulan.
Menurut penelitian Timur Virginia Medical School, sekitar 8 persen terpengaruh dalam 12 minggu sebelum dan setelah melahirkan.
Tim yang dipimpin oleh Dr James Paulson, meninjau 43 penelitian yang melibatkan 28.000 orang. Peneliti ini menemukan orangtua lebih cenderung akan mengalami penurunan atau depresi jika pasangannya juga mengalami penurunan tersebut.
Diperkirakan bahwa sekitar satu dari sepuluh wanita mengalami depresi setelah melahirkan, meskipun ia tidak pernah punya masalah kesehatan mental sebelumnya. Tanpa perawatan, kondisi ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan.
Meskipun kebanyakan wanita hanya beberapa hari mengalami 'baby blues' atau depresi singkat pasca melahirkan, tapi depresi ini juga dapat menyerang sampai enam bulan kemudian.
"Depresi 'ayah baru' dapat menjadi serius karena pria memiliki tingkat emosional yang lebih besar, dan ini dapat berkembang pada perilakunya terhadap anak-anak," ujar Dr Paulson.
Hasil studi ini telah dilaporkan dalam jurnal American Medical Association.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa satu dari sepuluh ayah telah ditemukan menderita depresi sebelum dan setelah istrinya melahirkan. Bahkan pada saat anak-anaknya sudah berusia 12 minggu, kemungkinan satu dari empat pria merasa sedih dan mengalami depresi.
Seperti dilansir dari Dailymail, Rabu (19/5/2010), peneliti Amerika Serikat mengamati gejala depresi pada pria ini bukan akibat pengaruh hormon, yang biasanya terjadi pada wanita. Dan lebih mungkin akibat tekanan sebagai seorang ayah baru.
Hal ini juga dipengaruhi dari beban biaya yang ditanggung untuk keperluan menyambut kelahiran si kecil dan memenuhi semua biaya hidupnya. Ini adalah tanggung jawab yang bertambah dari seorang ayah.
Ahli kesehatan mental juga berpendapat, hal ini disebabkan karena kebiasaan baru yang mengharuskan pria bangun di tengah malam di minggu-minggu awal, juga pekerjaan tambahan lainnya yang menyangkut keperluan bayi.
Penelitian ini menempatkan keseluruhan tingkat depresi pada ayah baru sebesar 10,4 persen, yaitu dua kali lipat dari perkiraan yang hanya 4,8 persen, untuk semua pria dalam periode 12 bulan.
Menurut penelitian Timur Virginia Medical School, sekitar 8 persen terpengaruh dalam 12 minggu sebelum dan setelah melahirkan.
Tim yang dipimpin oleh Dr James Paulson, meninjau 43 penelitian yang melibatkan 28.000 orang. Peneliti ini menemukan orangtua lebih cenderung akan mengalami penurunan atau depresi jika pasangannya juga mengalami penurunan tersebut.
Diperkirakan bahwa sekitar satu dari sepuluh wanita mengalami depresi setelah melahirkan, meskipun ia tidak pernah punya masalah kesehatan mental sebelumnya. Tanpa perawatan, kondisi ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan.
Meskipun kebanyakan wanita hanya beberapa hari mengalami 'baby blues' atau depresi singkat pasca melahirkan, tapi depresi ini juga dapat menyerang sampai enam bulan kemudian.
"Depresi 'ayah baru' dapat menjadi serius karena pria memiliki tingkat emosional yang lebih besar, dan ini dapat berkembang pada perilakunya terhadap anak-anak," ujar Dr Paulson.
Hasil studi ini telah dilaporkan dalam jurnal American Medical Association.