Mengajarkan disiplin pada anak memang bukan perkara mudah, tapi jika hal itu berhasil dilakukan maka kepuasan besar akan dirasakan orangtua. Dalam tahap perkembangannya, cara mendisiplinkan anak pastilah berbeda. Bagaimana caranya?
Penting bagi orangtua untuk menentukan dan mengajarkan anak-anak hal apa saja yang bisa diterima dan yang tidak dapat diterima, serta menetapkan batasan-batasan tapi tetap membuat anak merasa nyaman.
Dilansir dari SheKnows, Sabtu (17/7/2010), berikut cara mendisiplikan anak berdasarkan tingkat usia:
Balita (0-5 tahun)
Bila balita Anda rewel dan tak bisa diatur, jangan tangani dengan membiarkannya, karena hal tersebut hanya akan membuatnya semakin gelisah. Selain itu, jangan menghukum atau memarahi balita yang nakal.
Kenali hal-hal yang membuatnya tak bisa diatur. Lapar, lelah dan merasa terganggu mungkin menjadi alasannya. Mendisiplinkan balita cukup dengan memberi penjelasan yang baik dan dengan bahasa yang positif. Balita juga biasanya menyukai sentuhan lembut dari ibu, karena dengan begitu ia merasa terlindungi.
Anak-anak (6-10 tahun)
Jadikan waktu pertemuan keluarga sebagai ajang untuk mendisplinkan anak. Ajarkan anak untuk bertanggungjawab sejak dini, misalnya dengan mengajarkannya melakukan tugas rutinitas rumah.
Selain itu, jangan memberinya hukuman bila melakukan hal yang salah. Bicaralah dari hati ke hati, beri anak penjelasan bahwa yang ia lakukan salah dan ajarkan hal yang seharusnya ia lakukan.
Tween atau ABG (11-14 tahun)
Ketika bergerak ke arah remaja, anak biasanya akan mencari bukti agar orangtua tidak memperlakukannya seperti anak kecil lagi. Maka, bicaralah dengan tegas dan percaya diri, serta gunakan kata seminimum mungkin ketika Anda memintanya melakukan sesuatu.
Berikan penjelasan tentang mengapa si anak perlu melakukan sesuatu dan hanya lakukan hal tersebut bila ia bertanya tanpa merengek atau disertai dengan tindakan kasar atau lancang.
Hindari perlawanan, dengarkan si anak ketika ia sedang marah, tetapi beri juga dorongan untuk berdiskusi dan bernegosiasi dengannya. Berilah ia penjelasan dengan bahasa yang positif.
Remaja (15-18 tahun)
Mendisiplinkan remaja adalah hal besar yang membantu Anda untuk membimbingnya menuju tahap kedewasaan yang lebih baik.
Menciptakan kesiapan dengan meminta pendapat si anak tentang segala hal yang menurutnya benar atau salah perlu dilakukan. Karena orangtua juga perlu mengetahui bagaimana cara pandang anak terhadap sesuatu hal.
Untuk bicara dengan remaja, gunakan cara tulus yang menghargainya. Hal tersebut bisa membuat Anda lebih memahami sudut pandang saat ia memilah-milah kejadian dalam kehidupannya.
Tugas Anda sekarang adalah membantu si anak menemukan suaranya sendiri pada kepekaan hidup yang lebih baik untuk siap menghadapi tahap kedewasaan.(mer/ir-detik.com)
Penting bagi orangtua untuk menentukan dan mengajarkan anak-anak hal apa saja yang bisa diterima dan yang tidak dapat diterima, serta menetapkan batasan-batasan tapi tetap membuat anak merasa nyaman.
Dilansir dari SheKnows, Sabtu (17/7/2010), berikut cara mendisiplikan anak berdasarkan tingkat usia:
Balita (0-5 tahun)
Bila balita Anda rewel dan tak bisa diatur, jangan tangani dengan membiarkannya, karena hal tersebut hanya akan membuatnya semakin gelisah. Selain itu, jangan menghukum atau memarahi balita yang nakal.
Kenali hal-hal yang membuatnya tak bisa diatur. Lapar, lelah dan merasa terganggu mungkin menjadi alasannya. Mendisiplinkan balita cukup dengan memberi penjelasan yang baik dan dengan bahasa yang positif. Balita juga biasanya menyukai sentuhan lembut dari ibu, karena dengan begitu ia merasa terlindungi.
Anak-anak (6-10 tahun)
Jadikan waktu pertemuan keluarga sebagai ajang untuk mendisplinkan anak. Ajarkan anak untuk bertanggungjawab sejak dini, misalnya dengan mengajarkannya melakukan tugas rutinitas rumah.
Selain itu, jangan memberinya hukuman bila melakukan hal yang salah. Bicaralah dari hati ke hati, beri anak penjelasan bahwa yang ia lakukan salah dan ajarkan hal yang seharusnya ia lakukan.
Tween atau ABG (11-14 tahun)
Ketika bergerak ke arah remaja, anak biasanya akan mencari bukti agar orangtua tidak memperlakukannya seperti anak kecil lagi. Maka, bicaralah dengan tegas dan percaya diri, serta gunakan kata seminimum mungkin ketika Anda memintanya melakukan sesuatu.
Berikan penjelasan tentang mengapa si anak perlu melakukan sesuatu dan hanya lakukan hal tersebut bila ia bertanya tanpa merengek atau disertai dengan tindakan kasar atau lancang.
Hindari perlawanan, dengarkan si anak ketika ia sedang marah, tetapi beri juga dorongan untuk berdiskusi dan bernegosiasi dengannya. Berilah ia penjelasan dengan bahasa yang positif.
Remaja (15-18 tahun)
Mendisiplinkan remaja adalah hal besar yang membantu Anda untuk membimbingnya menuju tahap kedewasaan yang lebih baik.
Menciptakan kesiapan dengan meminta pendapat si anak tentang segala hal yang menurutnya benar atau salah perlu dilakukan. Karena orangtua juga perlu mengetahui bagaimana cara pandang anak terhadap sesuatu hal.
Untuk bicara dengan remaja, gunakan cara tulus yang menghargainya. Hal tersebut bisa membuat Anda lebih memahami sudut pandang saat ia memilah-milah kejadian dalam kehidupannya.
Tugas Anda sekarang adalah membantu si anak menemukan suaranya sendiri pada kepekaan hidup yang lebih baik untuk siap menghadapi tahap kedewasaan.(mer/ir-detik.com)