Kondom perempuan tidak mempunyai daya tangkal untuk mencegah penyakit kelamin, kata dokter kandungan dari Rumah Sakit Surabaya Internasional, dr Hendra Surya, SpOG.
"Jika kondom pada laki-laki mampu menutupi seluruh kulit penis, namun kondom perempuan atau cervical cap berbeda karena hanya melekat pada dinding rahim," katanya di Surabaya.
Menurut dia, kondom perempuan tidak didesain untuk menangkal virus penyebab penyakit kelamin karena dalam pemasangannya tidak menutupi seluruh organ vital, tetapi ditempelkan pada ujung mulut rahim.
"Cervical cap memang mampu menggagalkan pembuahan 80 hingga 90 persen, namun untuk risiko masuknya virus lain, seperti HIV/AIDS, juga masih besar," katanya.
Oleh karena itu, sejak dikeluarkan sekitar tahun 2008 hingga kini, cervical cap hanya memiliki peminat yang sedikit.
"Selain karena pemasangannya tidak praktis, risiko masuknya virus dan berkembangnya penyakit juga menjadi pertimbangan," katanya.
Bagi perempuan yang sudah menikah, katanya, umumnya lebih memilih menggunakan kontrasepsi spiral untuk mencegah kehamilannya dibanding kondom perempuan sebagai kontrasepsi.
"Meskipun begitu, pemakaian kondom perempuan itu berbeda-beda tergantung daya penerimaan tubuh perempuan," katanya.
"Jika kondom pada laki-laki mampu menutupi seluruh kulit penis, namun kondom perempuan atau cervical cap berbeda karena hanya melekat pada dinding rahim," katanya di Surabaya.
Menurut dia, kondom perempuan tidak didesain untuk menangkal virus penyebab penyakit kelamin karena dalam pemasangannya tidak menutupi seluruh organ vital, tetapi ditempelkan pada ujung mulut rahim.
"Cervical cap memang mampu menggagalkan pembuahan 80 hingga 90 persen, namun untuk risiko masuknya virus lain, seperti HIV/AIDS, juga masih besar," katanya.
Oleh karena itu, sejak dikeluarkan sekitar tahun 2008 hingga kini, cervical cap hanya memiliki peminat yang sedikit.
"Selain karena pemasangannya tidak praktis, risiko masuknya virus dan berkembangnya penyakit juga menjadi pertimbangan," katanya.
Bagi perempuan yang sudah menikah, katanya, umumnya lebih memilih menggunakan kontrasepsi spiral untuk mencegah kehamilannya dibanding kondom perempuan sebagai kontrasepsi.
"Meskipun begitu, pemakaian kondom perempuan itu berbeda-beda tergantung daya penerimaan tubuh perempuan," katanya.