Penolakan Miyabi tidak hanya terjadi di dalam negeri. Pelajar Indonesia yang berada di negeri asal Miyabi, Jepang pun ikut menolak kedatangan pemilik nama asli Maria Ozawa itu ke Tanah Air.
Seperti surat pernyataan yang diterima detikhot, Rabu (14/10/2009), Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang secara tegas menyatakan penolakan terhadap kedatangan Miyabi ke Indonesia. Mereka pun minta supaya pihak Maxima untuk menghentikan upayanya menampilkan bintang film porno itu di film 'Menculik Miyabi'.
Menurut mereka, Indonesia sangat membutuhkan transfer dan alih teknologi dari Jepang. Namun, bukan transfer dan alih budaya hidup yang merusak masyarakat, seperti sosok Miyabi.
Para pelajar itu juga mengungkapkan aktor dan aktris film porno, seperti Miyabi memiliki peran besar dalam merusak generasi muda Jepang saat ini. Para pelaku industri pornografi Jepang juga dinilai memicu remaja Jepang untuk melakukan seks bebas.
PPI juga menekankan kalau pendapatan dari film 'Menculik Miyabi' tidak akan sebanding dengan rusaknya moral anak bangsa. Menampilkan Miyabi di film Indonesia bukan solusi yang tepat untuk menaikan sineas Indonesia di kancah internasional. (detik)
Seperti surat pernyataan yang diterima detikhot, Rabu (14/10/2009), Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang secara tegas menyatakan penolakan terhadap kedatangan Miyabi ke Indonesia. Mereka pun minta supaya pihak Maxima untuk menghentikan upayanya menampilkan bintang film porno itu di film 'Menculik Miyabi'.
Menurut mereka, Indonesia sangat membutuhkan transfer dan alih teknologi dari Jepang. Namun, bukan transfer dan alih budaya hidup yang merusak masyarakat, seperti sosok Miyabi.
Para pelajar itu juga mengungkapkan aktor dan aktris film porno, seperti Miyabi memiliki peran besar dalam merusak generasi muda Jepang saat ini. Para pelaku industri pornografi Jepang juga dinilai memicu remaja Jepang untuk melakukan seks bebas.
PPI juga menekankan kalau pendapatan dari film 'Menculik Miyabi' tidak akan sebanding dengan rusaknya moral anak bangsa. Menampilkan Miyabi di film Indonesia bukan solusi yang tepat untuk menaikan sineas Indonesia di kancah internasional. (detik)