Bayi baru lahir, umumnya memiliki kecenderungan kuning karena organ hatinya belum berfungsi sempurna dalam mengolah bilirubin. Ini yang dinamakan kuning fisiologis. Nah, sinar matahari pagi memiliki spektrum sinar biru yang bermanfaat mengurangi kadar bilirubin dalam darah. Kegunaan sinar matahari pagi Berikutnya adalah menghangatkan tubuh bayi sekaligus membantu mengeluarkan lendir dari tenggorokannya. Alhasil, suara ngrok-ngrok napas bayi, terutama yang berbakat alergi, dapat dikurangi. Apalagi kalau sambil dijemur dalam posisi telentang, dada bayi--dari bagian bawah menuju ke leher--ditepuk-tepuk dengan lembut. Jangan lupa, sinar matahari pagi juga merangsang pembentukan vitamin D dalam tubuh. Vitamin ini diketahui berfungsi sebagai pembuka kalsium agar mudah terserap ke dalam aliran darah, sampai akhirnya menyatu di dalam tulang. Paparan yang dibutuhkan tak perlu lama, cukup sekitar 15 menit pada pagi hari.
1. Pilih waktu yang tepat
Waktu yang paling tepat untuk menjemur bayi adalah pagi hari antara pukul 07.00-08.00 selama kurang lebih 15 menit. Jangan terlalu lama karena kulit bayi masih sensitif dan Jangan menjemur si kecil lebih dari pukul 08.00. Paparan sinar mentari menjelang siang hari mengandung sinar ultraviolet A dan B yang dapat merusak membran kulit sehingga menyebabkan kulit merah dan terbakar serta merusak mekanisme regenerasi sel.
2. Tidak menggunakan baju
Menjemur bayi dalam keadaan dada telanjang (hanya menggunakan celana/popok saja) dan bolak balikkan tubuhnya. Dengan begitu tak hanya bagian dada saja yang disinari matahari, namun juga bagian punggungnya. O, iya, perhatikan mata. Usahakan mata si kecil membelakangi pancaran sinar matahari untuk menghindari risiko rusaknya lensa dan retina matanya.
3. Pilih lokasi yang tidak terlalu terbuka
Lokasi menjemur tidak harus di udara terbuka dengan paparan sinar matahari langsung. Tempat yang agak terlindung namun dapat diterobos sinar mentari, juga sudah memenuhi syarat kok. Bila cuaca sedang berangin, jemurlah si kecil di dalam ruangan (berkaca). Asal kacanya bening, bayi masih dapat menikmati pancaran sinar matahari yang cukup menghangatkan.
4. Waspadai bila bayi sensitive
Bayi fotosensitif sebaiknya tidak terpapar sinar matahari karena kulitnya sangat sensitif. Menjemurnya hanya akan menimbulkan bercak-bercak meral pada kulit.
5. Bayi prematur hendaknya jangan dijemur
Bayi prematur pun disarankan untuk tidak dijemur, apalagi pada minggu-minggu pertama kelahirannya. Pada waktu itu bayi yang dilahirkan kurang bulan ini masih membutuhkan suhu yang stabil. Sementara saat dijemur, is mesti mampu menyesuaikan tubuhnya dengan suhu luar. Ini dapat membahayakan keselamatannya.
6. Jangan tinggalkan bayi sendirian ketika dijemur
Hindari meninggalkan bayi sendirian ketika dijemur. Manfaatkan momen ini untuk melakukan beberapa kegiatan yang bermanfaat. Umpama, melakukan pijat bayi. Gunakan baby oil kala memijat. Minyak ini juga dapat sekaligus melindungi kulit dari kekeringan ketika dijemur. Kalaupun pijat bayi tidak memungkinkan, ajaklah si kecil berbicara (Jangan lupa untuk melakukan kontak mata dengannya). Memang sih is belum mengerti obrolannya dengan Anda namun sebaaknya komunikasi seperti ini akan membuat hubungan antara Anda dan si kecil makin lekat. O, ya sambil ngobrol, beri is belaian lembut. Meski gerakan ini begitu sederhana namun manfaatnya amat besar yakni dapat membentuk rasa aman pada bayi yang akan berpengaruh pada rasa percaya dirinya kelak.
7. Hati-hati hipertemi
Bila paparan sinar mentari begitu terik, kurangi waktu menjemurnya. Jika kelamaan bayi dikhawatirkan mengalami hipertermi (peningkatan suhu tubuh). Suhu ideal bayi antara 36,5°-37,5° C. Kondisi hipertermi berisiko menyebabkan gangguan pada fungsi metabolisme tubuh bayi, otak dan juga fungsi organ lainnya.