Pasangan yang ingin mendapatkan anak perempuan, cobalah melakukan seks ketika bulan seperempat penuh. Jika ingin mendapat anak laki-laki cobalah melakukan seks saat bulan purnama (bulan penuh). Adakah bukti ilmiahnya?
Beberapa orang juga menyakini bahwa waktu bercinta malam hari bisa membuat pasangan tersebut mendapat anak laki-laki.
Tapi para ahli menuturkan tidak ada bukti ilmiah yang bisa mendukung kabar burung tersebut. Seperti dikutip dari Pregnancy, Senin (25/1/2010) semua metode yang diklaim bisa memberikan jenis kelamin bayi sesuai keinginan, tetap saja hanya dapat memberikan kemungkinan sebesar 50 persen.
Tidak ada metode yang bisa memberikan kepastian terhadap jenis kelamin bayi yang akan dikandung sebesar 100 persen. Karena semua metode yang ada hanya memberikan kesempatan 50/50 untuk setiap kemungkinan yang ada.
Seorang perempuan tidak bisa menentukan jenis kelamin bayi yang dikandungnya, karena perempuan hanya memiliki sel telur yang mengandung kromosom X. Jika sperma yang menyuburkan sel telur adalah kromosom X, maka hasilnya adalah anak perempuan. Tapi jika yang menyuburkan adalah sperma dengan kromosom Y, maka hasilnya adalah anak laki-laki.
Ketika laki-laki melakukan ejakulasi, sekitar 200-400 juta sperma akan dilepaskan ke dalam vagina perempuan. Beberapa dari sperma ini mengandung kromosom X dan kromosom Y. Tapi hanya dibutuhkan satu sperma saja agar dapat membuahi sel telur.
Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bisa menghasilkan bayi yang jenis kelaminnya sesuai keinginan adalah melalui cara fertilisasi in-vitro (pembuahan di laboratorium).
Teknik yang biasa digunakan agar bisa mendapatkan anak laki-laki adalah prosedur Percoll atau 'memutar sperma'. Dalam hal ini sperma ditempatkan dalam sentrifugal dan diputar. Nantinya sperma yang berkromosom Y akan berada di atas dan sperma berkromosom X akan berada di bawah. Jika ingin mendapat anak laki-laki, maka sel telur akan dibuahi oleh sperma yang berada di atas. Tapi kemungkinan berhasilnya hanya sebesar 77 persen saja.
Tentu saja metode ini tidak bisa dilakukan di rumah, karena itu masyarakat seharusnya tidak perlu mempercayai mitos tersebut. Para ahli menuturkan tidak ada metode memilih jenis kelamin bayi yang dapat dilakukan oleh pasangan tersebut di rumah tanpa adanya bantuan dari para ahli.
(ver/ir-detik)
Beberapa orang juga menyakini bahwa waktu bercinta malam hari bisa membuat pasangan tersebut mendapat anak laki-laki.
Tapi para ahli menuturkan tidak ada bukti ilmiah yang bisa mendukung kabar burung tersebut. Seperti dikutip dari Pregnancy, Senin (25/1/2010) semua metode yang diklaim bisa memberikan jenis kelamin bayi sesuai keinginan, tetap saja hanya dapat memberikan kemungkinan sebesar 50 persen.
Tidak ada metode yang bisa memberikan kepastian terhadap jenis kelamin bayi yang akan dikandung sebesar 100 persen. Karena semua metode yang ada hanya memberikan kesempatan 50/50 untuk setiap kemungkinan yang ada.
Seorang perempuan tidak bisa menentukan jenis kelamin bayi yang dikandungnya, karena perempuan hanya memiliki sel telur yang mengandung kromosom X. Jika sperma yang menyuburkan sel telur adalah kromosom X, maka hasilnya adalah anak perempuan. Tapi jika yang menyuburkan adalah sperma dengan kromosom Y, maka hasilnya adalah anak laki-laki.
Ketika laki-laki melakukan ejakulasi, sekitar 200-400 juta sperma akan dilepaskan ke dalam vagina perempuan. Beberapa dari sperma ini mengandung kromosom X dan kromosom Y. Tapi hanya dibutuhkan satu sperma saja agar dapat membuahi sel telur.
Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bisa menghasilkan bayi yang jenis kelaminnya sesuai keinginan adalah melalui cara fertilisasi in-vitro (pembuahan di laboratorium).
Teknik yang biasa digunakan agar bisa mendapatkan anak laki-laki adalah prosedur Percoll atau 'memutar sperma'. Dalam hal ini sperma ditempatkan dalam sentrifugal dan diputar. Nantinya sperma yang berkromosom Y akan berada di atas dan sperma berkromosom X akan berada di bawah. Jika ingin mendapat anak laki-laki, maka sel telur akan dibuahi oleh sperma yang berada di atas. Tapi kemungkinan berhasilnya hanya sebesar 77 persen saja.
Tentu saja metode ini tidak bisa dilakukan di rumah, karena itu masyarakat seharusnya tidak perlu mempercayai mitos tersebut. Para ahli menuturkan tidak ada metode memilih jenis kelamin bayi yang dapat dilakukan oleh pasangan tersebut di rumah tanpa adanya bantuan dari para ahli.
(ver/ir-detik)