Thursday, 21 January 2010

Skimmer, Pembobol Seharga Rp 1,5 Juta yang Memusingkan

Skimmer, istilah ini dalam sekejap jadi buah bibir di masyarakat lantaran aksi yang ditimbulkannya. Sebab dari alat yang cuma seharga Rp 1,5 juta inilah sejumlah nasabah bank dibuat pusing tujuh keliling, sementara jutaan nasabah lainnya dihantui kekhawatiran.

Skimmer dalam istilah sederhana berarti alat yang bisa digunakan untuk aktivitas pencurian informasi yang dilakukan dari kartu nasabah, baik dari kartu ATM maupun kartu kredit. Dengan memasang alat ini di mulut ATM, pelaku bisa mendapatkan data di kartu nasabah. Kemudian tinggal memasukannya ke dalam kartu ATM bodong. Sementara untuk pin, pelaku menggunakan kamera pengintai mungil.

Ruby Alamsyah, seorang ahli forensik digital memaparkan, meski kemampuan alat ini terbilang canggih namun harga yang dibanderol cukup 'terjangkau', yakni cuma Rp 1,5 juta. Dengan harga itu sudah mendapatkan skimmer reader untuk mencuri informasi dari kartu nasabah.

"Namun kalau skimmer set yang lengkap harganya bisa mencapai US$ 1500 (sekitar Rp 15 juta), itu sudah pembaca kartunya, software, kartu ATM bodong, hingga kamera pengintai," tukasnya.

Ironisnya, kata Ruby, meski alat ini diketahui sangat berbahaya jika disalahgunakan, namun penjualannya dibebaskan tanpa pengaturan khusus. Di pusat perbelanjan di Jakarta dan Tanggerang pun bisa ditemui.

"Alat ini (skimmer-red.) masih dijual umum untuk kebutuhan tertentu, untuk perbankan atau klub-klub yang ingin membuat kartu anggota misalnya. Bisa segala macam kebutuhan, termasuk untuk disalahgunakan, " tukasnya.

Namun coba lihat dampak negatif yang bisa ditimbulkannya. Berawal dari segelintir laporan yang masuk soal raibnya simpanan di rekening, kini laporan serupa kian menggurita dan menimbulkan kerugian hingga miliaran.

Telat?

Dituturkan Ruby, di Amerika Serikat sendiri, aksi skimming sudah bukan barang baru. Hanya saja seruan sosialisasi ataupun tindak antisipasi dari perbankan di Negeri Paman Sam sudah kuat.

Nah, hal inilah yang sepertinya kurang diperhatikan kalangan perbankan nasional. Setelah aksi skimming terdengar gaungnya lantaran ramai-ramai disorot media nasional, baru mereka pusing mencari cara penanganan. Telat memang, aksi kejahatan sudah banyak, kerugian sudah menggunung, baru mereka bergerak.

Pun demikian, sejumlah bank bukannya tak mau melakukan antisipasi sebelumnya. Menurut Ruby, saat ini sebenarnya juga sudah ada beberapa bank (BCA dan Mandiri)yang memasang anti skimmer di ATM-nya. Namun, jumlahnya masih sangat sedikit.

Itulah Indonesia, semoga dengan kejadian ini dapat membuat kita lebih baik lagi dan tidak telat melakukan antisipasi. ( ash / faw-detik )