Tuesday, 19 January 2010

Google Curigai Ada Musuh Dalam Selimut

Google sedang menyelidiki apakah ada karyawannya yang membantu memfasilitasi serangan cyber yang menimpa raksasa pencarian AS itu.

Google, mesin pencari paling popular di dunia pekan lalu mengancam akan keluar dari pasar internet terbesar di dunia China. Google melaporkan telah menjadi korban serangan cyber 'canggih' pada jaringannya yang mengakibatkan pencurian kekayaan intelektualnya.

Sumber yang tahu dengan situasi itu mengatakan bahwa serangan yang menargetkan orang-orang yang memiliki akses ke bagian tertentu dari jaringan Google itu mungkin telah difasilitasi oleh orang-orang yang bekerja di kantor Google China.

Namun jubir Google membantah laporan itu. "Kami tidak mengomentari rumor dan spekulasi. Ini adalah penyelidikan, dan kami tidak dapat berkomentar mengenai rincian," kata juru bicara Google.

Kata analis keamanan, perangkat lunak berbahaya atau malware yang digunakan dalam serangan terhadap Google merupakan modifikasi dari sebuah Trojan yang disebut Hydraq.

Sekali masuk ke dalam komputer, sebuah Trojan memungkinkan seseorang melakukan akses tidak sah.

Media lokal, mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya melaporkan bahwa beberapa karyawan Google China tidak diberi akses ke jaringan internal setelah 13 Januari.

Sementara beberapa staf diberi cuti dan yang lain-lain dipindahkan ke berbagai kantor Google Asia Pasifik.

Google membantah desas-desus telah memutuskan untuk menutup kantor di China.

"Kami harus berbicara dengan mereka dalam beberapa hari mendatang," kata Google.

Google juga masih dalam proses scanning jaringan internal sejak serangan cyber pada pertengahan Desember.

China telah mencoba mengecilkan ancaman keluarnya Google dengan mengatakan ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah. Tapi China memaksa semua perusahaan asing, termasuk Google untuk mematuhi undang-undang.

Washington mengatakan telah mengeluarkan nota diplomatik ke China secara resmi meminta penjelasan atas serangan itu.

Masalah Google itu menjadi iritasi lain hubungan China dengan Amerika Serikat. Ikatan sudah tegang menyangkut nilai tukar mata uang yuan terhadap dolar, proteksionisme perdagangan dan penjualan senjata AS ke Taiwan. [ito-inilah]