Satu lagi kerugian yang diperoleh jika mengonsumsi alkohol. Alkohol tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker payudara, tapi juga menambah berat badan dan memperbanyak lipatan perut. Semakin banyak seseorang minum alkohol, semakin sering ia harus berolahraga.
Ketika alkohol masuk dalam tubuh, ia akan dipecah menjadi asetat. Hal ini membuat tubuh membakar zat tersebut (asetat) terlebih dahulu daripada zat lainnya yang dikonsumsi atau disimpan dalam tubuh, seperti lemak atau gula.
Alkohol akan menghambat proses oksidasi lemak dalam tubuh. Hal ini menyebabkan proses pembakaran kalori dari lemak dan gula terhambat dan akhirnya berat badan susah berkurang.
Studi terkini menyebutkan bahwa kebiasaan minum alkohol berhubungan dengan pengingkatan ukuran lingkar pinggang dan perut. Bahkan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil seklipun bisa memperlebar bagian perut.
Studi dilakukan terhadap 28.000 pria dan wanita usia pertengahan di Eropa. Profesor Martin Bobak, MD, PhD dari bagian epidemiologi University College London menemukan, pria yang mengonsumsi 100 gram alkohol (7 gelas) dan wanita yang mengonsumsi lebih dari 60 gram alkohol (4 gelas) dalam sebulan mengalami pembesaran lingkar pinggang yang lebih cepat daripada partisipan yang tidak mengonsumsi alkohol.
Asal tahu saja, segelas vodka dan bir mengandung sebesar 100 kalori. Untuk setiap alkohol yang diminum, Anda harus lebih banyak olahraga untuk membakar lemak, kalau tidak risiko berat badan naik pun tidak bisa dihindari.
Meski demikian, beberapa studi lainnya menyebutkan bahwa konsumsi alkohol tidak terlalu berpengaruh pada peningkatan berat badan, terutama perempuan. Peneliti dari Harvard menyimpulkan hal itu berdasarkan hasil penelitiannya terhadap hampir 90.000 wanita di Inggris.
Hasil studi menunjukkan, perempuan yang minum dua hingga empat gelas alkohol justru menunjukkan indeks massa tubuh (bobot tubuh) yang lebih rendah daripada perempuan yang makan sedikit karbohidrat.
Peneliti menduga konsumsi alkohol menekan asupan karbohidrat dalam tubuh. Tapi bisa jadi juga karena perempuan yang mengonsumsi alkohol lebih banyak olahraga. Perdebatan tentang efek alkohol bagi tubuh hingga kini memang masih diperdebatkan.
Namun yang jelas, alkohol tidak bagus untuk liver. Peneliti pernah membandingkan antara liver peminum alkohol dan liver orang yang tidak minum alkohol. Hasilnya menunjukkan, alkohol akan merusak liver karena tidak dapat dicerna dalam liver dan akhirnya menjadi sampah dalam liver.
Jika sudah begitu, penyakit fatty liver pun bisa menyerang dan mengarah pada sirosis (pengerasan hati) bahkan kematian.
"Seorang peminum alkohol bisa punya liver yang busuk dan itu sangat berbahaya," kata Marc Hellerstein, MD, PhD dari University of California, Berkeley seperti dilansir Digg, Selasa (23/2/2010).
Alkohol juga sangat berbahaya karena meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker payudara.
(fah/ir-http://health.detik.com)
Ketika alkohol masuk dalam tubuh, ia akan dipecah menjadi asetat. Hal ini membuat tubuh membakar zat tersebut (asetat) terlebih dahulu daripada zat lainnya yang dikonsumsi atau disimpan dalam tubuh, seperti lemak atau gula.
Alkohol akan menghambat proses oksidasi lemak dalam tubuh. Hal ini menyebabkan proses pembakaran kalori dari lemak dan gula terhambat dan akhirnya berat badan susah berkurang.
Studi terkini menyebutkan bahwa kebiasaan minum alkohol berhubungan dengan pengingkatan ukuran lingkar pinggang dan perut. Bahkan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil seklipun bisa memperlebar bagian perut.
Studi dilakukan terhadap 28.000 pria dan wanita usia pertengahan di Eropa. Profesor Martin Bobak, MD, PhD dari bagian epidemiologi University College London menemukan, pria yang mengonsumsi 100 gram alkohol (7 gelas) dan wanita yang mengonsumsi lebih dari 60 gram alkohol (4 gelas) dalam sebulan mengalami pembesaran lingkar pinggang yang lebih cepat daripada partisipan yang tidak mengonsumsi alkohol.
Asal tahu saja, segelas vodka dan bir mengandung sebesar 100 kalori. Untuk setiap alkohol yang diminum, Anda harus lebih banyak olahraga untuk membakar lemak, kalau tidak risiko berat badan naik pun tidak bisa dihindari.
Meski demikian, beberapa studi lainnya menyebutkan bahwa konsumsi alkohol tidak terlalu berpengaruh pada peningkatan berat badan, terutama perempuan. Peneliti dari Harvard menyimpulkan hal itu berdasarkan hasil penelitiannya terhadap hampir 90.000 wanita di Inggris.
Hasil studi menunjukkan, perempuan yang minum dua hingga empat gelas alkohol justru menunjukkan indeks massa tubuh (bobot tubuh) yang lebih rendah daripada perempuan yang makan sedikit karbohidrat.
Peneliti menduga konsumsi alkohol menekan asupan karbohidrat dalam tubuh. Tapi bisa jadi juga karena perempuan yang mengonsumsi alkohol lebih banyak olahraga. Perdebatan tentang efek alkohol bagi tubuh hingga kini memang masih diperdebatkan.
Namun yang jelas, alkohol tidak bagus untuk liver. Peneliti pernah membandingkan antara liver peminum alkohol dan liver orang yang tidak minum alkohol. Hasilnya menunjukkan, alkohol akan merusak liver karena tidak dapat dicerna dalam liver dan akhirnya menjadi sampah dalam liver.
Jika sudah begitu, penyakit fatty liver pun bisa menyerang dan mengarah pada sirosis (pengerasan hati) bahkan kematian.
"Seorang peminum alkohol bisa punya liver yang busuk dan itu sangat berbahaya," kata Marc Hellerstein, MD, PhD dari University of California, Berkeley seperti dilansir Digg, Selasa (23/2/2010).
Alkohol juga sangat berbahaya karena meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker payudara.
(fah/ir-http://health.detik.com)