Mungkin terlalu berlebihan jika dibilang bahwa perasaan bosan mempercepat kematian. Tapi hal itu memang benar-benar terjadi dan peneliti sudah membuktikannya. Menurut peneliti, seseorang yang dilanda rasa bosan akan lebih cepat mengalami kematian dini akibat penyakit jantung dan stroke.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh peneliti dari University College London, orang yang sering mengeluh bosan memiliki risiko meninggal dunia akibat penyakit jantung dan stroke dua kali lebih besar dibanding orang yang jarang merasa bosan.
Lebih dari 7.000 partisipan berusia 35 hingga 55 tahun diikutsertakan dalam studi ini. Para partisipan tersebut dimonitor kehidupannya selama 25 tahun.
Hasilnya menunjukkan partisipan yang sering merasa bosan selama hidupnya, diketahui 40 persen lebih banyak yang meninggal dunia pada akhir studi. Sementara itu, partisipan yang jarang merasa bosan atau bisa mengatasi rasa bosannya dengan baik masih bisa bertahan hingga studi berakhir.
Hasil survei yang dipublikasikan dalam the International Journal of Epidemiolog ini juga menunjukkan bahwa wanita dua kali lebih cepat merasa bosan ketimbang pria. Pegawai yang masih muda dan pekerja bawahan pun dikategorikan sebagai golongan yang paling rentan mengalami kebosanan.
Berawal dari rasa bosan kerja, sekolah atau beraktivitas, lama kelamaan bisa menjadi bosan hidup. Kebanyakan orang yang merasa bosan menghabiskan waktunya dengan melakukan kebiasaan tidak sehat seperti minum alkohol, merokok dan lainnya. Menurut peneliti, semua kebiasaan buruk itu membuat umur hidupnya menjadi lebih pendek.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara rasa bosan dengan penyakit jantung atau stroke. Saat merasa benar-benar bosan, sebaiknya seseorang mencari sesuatu yang lebih menarik dan menyenangkan daripada beralih pada kebiasaan buruk seperti merokok atau minum-minum," kata psikolog Graham Price seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (9/2/2010).
Sebuah tips diberikan Price untuk mengatasi rasa bosan. "Jika sedang bosan, cobalah pikirkan sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk orang lain. Rasa bosan biasanya muncul jika otak selalu berpikir tentang saya, saya dan saya. Cobalah berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk keluarga, teman, rekan atau orang lain," ujarnya.(fah/ver-detik)
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh peneliti dari University College London, orang yang sering mengeluh bosan memiliki risiko meninggal dunia akibat penyakit jantung dan stroke dua kali lebih besar dibanding orang yang jarang merasa bosan.
Lebih dari 7.000 partisipan berusia 35 hingga 55 tahun diikutsertakan dalam studi ini. Para partisipan tersebut dimonitor kehidupannya selama 25 tahun.
Hasilnya menunjukkan partisipan yang sering merasa bosan selama hidupnya, diketahui 40 persen lebih banyak yang meninggal dunia pada akhir studi. Sementara itu, partisipan yang jarang merasa bosan atau bisa mengatasi rasa bosannya dengan baik masih bisa bertahan hingga studi berakhir.
Hasil survei yang dipublikasikan dalam the International Journal of Epidemiolog ini juga menunjukkan bahwa wanita dua kali lebih cepat merasa bosan ketimbang pria. Pegawai yang masih muda dan pekerja bawahan pun dikategorikan sebagai golongan yang paling rentan mengalami kebosanan.
Berawal dari rasa bosan kerja, sekolah atau beraktivitas, lama kelamaan bisa menjadi bosan hidup. Kebanyakan orang yang merasa bosan menghabiskan waktunya dengan melakukan kebiasaan tidak sehat seperti minum alkohol, merokok dan lainnya. Menurut peneliti, semua kebiasaan buruk itu membuat umur hidupnya menjadi lebih pendek.
"Penemuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara rasa bosan dengan penyakit jantung atau stroke. Saat merasa benar-benar bosan, sebaiknya seseorang mencari sesuatu yang lebih menarik dan menyenangkan daripada beralih pada kebiasaan buruk seperti merokok atau minum-minum," kata psikolog Graham Price seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (9/2/2010).
Sebuah tips diberikan Price untuk mengatasi rasa bosan. "Jika sedang bosan, cobalah pikirkan sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk orang lain. Rasa bosan biasanya muncul jika otak selalu berpikir tentang saya, saya dan saya. Cobalah berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk keluarga, teman, rekan atau orang lain," ujarnya.(fah/ver-detik)