Mengetahui kapan masa subur menjadi hal penting bagi perempuan yang sedang mencoba untuk hamil. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan perempuan untuk mengetahui kapan masa suburnya.
Kehamilan bisa terjadi jika satu sel telur yang matang berhasil dibuahi oleh sperma dan tertanam di dalam rahim. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memprediksi masa subur seorang perempuan. Cara terbaik adalah dengan memberikan perhatian lebih pada tubuh dan mengenali tanda-tanda bahwa ovulasi sudah dekat.
Seperti dikutip dari Babyhopes, Selasa (23/2/2010) beberapa cara bisa dilakukan untuk mengetahui kapan waktu subur tiba:
Menghitung hari atau sistem kalender.
Kalender ovulasi bisa bekerja dengan sangat baik untuk menentukan potensi masa subur jika memiliki siklus yang teratur.
Bagi yang memiliki siklus menstruasi teratur masa subur berlangsung pada hari ke 14 -/+ 1 hingga hari haid berikutnya, artinya terjadi pada hari ke 13-15 sebelum tanggal haid berikutnya. Hari pertama haid dihitung sebagai hari ke-1.
Bagi yang siklusnya tidak teratur, pertama-tama hitung panjang siklus selama 6 siklus berturut-turut hingga didapatkan siklus terpanjang dan terpendek. Siklus terpanjang dikurangi 11, sedangkan siklus terpendek dikurangi 18 dan didapatkan masa suburnya. Misal siklus terpanjang 30 dan siklus terpendek 26, perhitungannya adalah (30-11 = 21) dan (26-18 = 8) masa subur berlangsung dari hari ke-8 hingga hari ke-21.
Perubahan lendir leher rahim.
Saat siklus bulanan berlangsung, maka lendir leher rahim juga akan mengalami peningkatan volume dan perubahan tekstur. Semakin banyak volume lendir yang dihasilkan mencerminkan adanya perubahan dalam tubuh yaitu meningkatnya kadar hormon estrogen. Seseorang dianggap mengalami masa paling subur jika lendirnya bersih, licin dan elastis.
Rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah.
Sekitar 1 dari 5 perempuan menandakan masa ovulasinya dengan rasa nyeri atau sakit pada perut bagian bawah, rasa nyeri yang timbul cenderung ringan. Kondisi ini dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam dan merupakan tanda positif dari masa subur.
Kenaikan suhu tubuh.
Saat mengalami ovulasi, suhu tubuh biasanya akan meningkat sebesar 0,5-1,6 derajat celsius, hal ini bisa dideteksi dengan menggunakan termometer dan mengukur suhu basal tubuh (BBT). Suhu tubuh yang diukur adalah suhu pagi hari saat seseorang masih berada di tempat tidur dan belum melakukan kegiatan apapun, peningkatan suhu ini menandakan adanya peningkatan dari hormon progesteron. Metode ini membantu seseorang mengetahui apakah sudah masuk masa subur atau belum.
Alat tes ovulasi.
Alat untuk mengukur masa ovulasi bekerja dengan mendeteksi hormon pra-ovulasi yaitu LH-Surge di dalam tubuh. Alat ini dapat digunakan di rumah dan memungkinkan Anda untuk memprediksi sendiri kapan masa suburnya dengan tingkat akurasi yang besar.
Jika seseorang memiliki siklus menstruasi yang teratur akan lebih mudah untuk menentukan masa suburnya, tapi jika siklusnya terlalu panjang atau tidak teratur dibutuhkan ketelitian dalam melihat perubahan yang ada.
Siklus yang tidak teratur bisa disebabkan oleh adanya gangguan medis atau berasal dari pola makan, stres dan peningkatan aktivitas fisik.
(ver/ir-http://health.detik.com)
Kehamilan bisa terjadi jika satu sel telur yang matang berhasil dibuahi oleh sperma dan tertanam di dalam rahim. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memprediksi masa subur seorang perempuan. Cara terbaik adalah dengan memberikan perhatian lebih pada tubuh dan mengenali tanda-tanda bahwa ovulasi sudah dekat.
Seperti dikutip dari Babyhopes, Selasa (23/2/2010) beberapa cara bisa dilakukan untuk mengetahui kapan waktu subur tiba:
Menghitung hari atau sistem kalender.
Kalender ovulasi bisa bekerja dengan sangat baik untuk menentukan potensi masa subur jika memiliki siklus yang teratur.
Bagi yang memiliki siklus menstruasi teratur masa subur berlangsung pada hari ke 14 -/+ 1 hingga hari haid berikutnya, artinya terjadi pada hari ke 13-15 sebelum tanggal haid berikutnya. Hari pertama haid dihitung sebagai hari ke-1.
Bagi yang siklusnya tidak teratur, pertama-tama hitung panjang siklus selama 6 siklus berturut-turut hingga didapatkan siklus terpanjang dan terpendek. Siklus terpanjang dikurangi 11, sedangkan siklus terpendek dikurangi 18 dan didapatkan masa suburnya. Misal siklus terpanjang 30 dan siklus terpendek 26, perhitungannya adalah (30-11 = 21) dan (26-18 = 8) masa subur berlangsung dari hari ke-8 hingga hari ke-21.
Perubahan lendir leher rahim.
Saat siklus bulanan berlangsung, maka lendir leher rahim juga akan mengalami peningkatan volume dan perubahan tekstur. Semakin banyak volume lendir yang dihasilkan mencerminkan adanya perubahan dalam tubuh yaitu meningkatnya kadar hormon estrogen. Seseorang dianggap mengalami masa paling subur jika lendirnya bersih, licin dan elastis.
Rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah.
Sekitar 1 dari 5 perempuan menandakan masa ovulasinya dengan rasa nyeri atau sakit pada perut bagian bawah, rasa nyeri yang timbul cenderung ringan. Kondisi ini dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam dan merupakan tanda positif dari masa subur.
Kenaikan suhu tubuh.
Saat mengalami ovulasi, suhu tubuh biasanya akan meningkat sebesar 0,5-1,6 derajat celsius, hal ini bisa dideteksi dengan menggunakan termometer dan mengukur suhu basal tubuh (BBT). Suhu tubuh yang diukur adalah suhu pagi hari saat seseorang masih berada di tempat tidur dan belum melakukan kegiatan apapun, peningkatan suhu ini menandakan adanya peningkatan dari hormon progesteron. Metode ini membantu seseorang mengetahui apakah sudah masuk masa subur atau belum.
Alat tes ovulasi.
Alat untuk mengukur masa ovulasi bekerja dengan mendeteksi hormon pra-ovulasi yaitu LH-Surge di dalam tubuh. Alat ini dapat digunakan di rumah dan memungkinkan Anda untuk memprediksi sendiri kapan masa suburnya dengan tingkat akurasi yang besar.
Jika seseorang memiliki siklus menstruasi yang teratur akan lebih mudah untuk menentukan masa suburnya, tapi jika siklusnya terlalu panjang atau tidak teratur dibutuhkan ketelitian dalam melihat perubahan yang ada.
Siklus yang tidak teratur bisa disebabkan oleh adanya gangguan medis atau berasal dari pola makan, stres dan peningkatan aktivitas fisik.
(ver/ir-http://health.detik.com)