Bayi memiliki kebutuhan kuat untuk mengisap, ini dikarenakan bayi mengisap ibu jarinya ketika masih berada di dalam rahim. Bagi bayi mengisap adalah hiburan yang sangat menyenangkan.
Tapi kini banyak orangtua yang memberikan dot pada bayinya. Saat bayi menangis tak sedikit ibu yang buru-buru memasukkan dot ke mulut si bayi untuk menghentikan tangisannya.
Sebenarnya mana yang lebih baik, menggunakan dot atau ibu jari? Ternyata keduanya memiliki plus minus yang berbeda. Tapi keduanya lebih baik digunakan untuk kondisi darurat jangan menjadi kebiasaan karena keduanya punya efek buruk.
Seperti dikutip dari The Baby Book karangan William & Martha Sears, Selasa (16/2/2010) sebaiknya dot atau menghisap ibu jari digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak dan bukan untuk menggantikan cara pengasuhan.
Bagaimanapun ketika menangis, bayi jauh lebih suka jika dirinya diangkat dan digendong dibandingkan dengan pemberian dot.
Membiarkan anak mengemut ibu jari memang paling mudah dilakukan. Ibu jari tidak mungkin kotor atau jatuh ke lantai dan rasanya lebih baik bagi bayi karena bayi dapat melakukan penyesuaian posisi sesuai dengan kebutuhannya. Yang perlu diperhatikan adalah kondisi dan panjangnya kuku agar tidak melukai langit-langit mulutnya.
Tapi efek buruknya, jika terlalu sering mengisap ibu jari akan sulit menghilangkan kebiasaannya hingga masuk ke taman kanak-kanak.
Bukan berarti penggunaan dot lebih baik, karena dot lebih mudah hilang, kotor dan sumber dari berbagai mikroorganisme. Jika dot digunakan saat bayi masih mendapatkan ASI eksklusif, maka hal ini dapat menyebabkan bayi mengalami bingung puting yang nantinya menghambat kelancaran pemberian ASI. Meski begitu menghilangkan kebiasaan penggunaan dot bisa lebih mudah dibandingkan dengan ibu jari.
Beberapa bayi ada yang sensitif terhadap dot terutama dari tekstur, rasa dan baunya. Selain itu dot memiliki dasar yang sempit sehingga bayi hanya membuka sedikit mulutnya yang dapat mengakibatkan daya isap bayi berkurang.
Tapi para ahli menyarankan agar kebiasaan memberikan dot atau menghisap ibu jari dilakukan seperlunya saja.
Jika dot atau menghisap ibu jari digunakan terus menerus bisa berakibat buruk pada struktur giginya dan menjadi lambat bicara karena terlalu asyik mengedot atau menghisap ibu jari.
Menyusui adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan mengisap si bayi dan terhindar dari kebiasaan menghisap ibu jari atau penggunaan dot.
(ver/ir-detik)
Tapi kini banyak orangtua yang memberikan dot pada bayinya. Saat bayi menangis tak sedikit ibu yang buru-buru memasukkan dot ke mulut si bayi untuk menghentikan tangisannya.
Sebenarnya mana yang lebih baik, menggunakan dot atau ibu jari? Ternyata keduanya memiliki plus minus yang berbeda. Tapi keduanya lebih baik digunakan untuk kondisi darurat jangan menjadi kebiasaan karena keduanya punya efek buruk.
Seperti dikutip dari The Baby Book karangan William & Martha Sears, Selasa (16/2/2010) sebaiknya dot atau menghisap ibu jari digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak dan bukan untuk menggantikan cara pengasuhan.
Bagaimanapun ketika menangis, bayi jauh lebih suka jika dirinya diangkat dan digendong dibandingkan dengan pemberian dot.
Membiarkan anak mengemut ibu jari memang paling mudah dilakukan. Ibu jari tidak mungkin kotor atau jatuh ke lantai dan rasanya lebih baik bagi bayi karena bayi dapat melakukan penyesuaian posisi sesuai dengan kebutuhannya. Yang perlu diperhatikan adalah kondisi dan panjangnya kuku agar tidak melukai langit-langit mulutnya.
Tapi efek buruknya, jika terlalu sering mengisap ibu jari akan sulit menghilangkan kebiasaannya hingga masuk ke taman kanak-kanak.
Bukan berarti penggunaan dot lebih baik, karena dot lebih mudah hilang, kotor dan sumber dari berbagai mikroorganisme. Jika dot digunakan saat bayi masih mendapatkan ASI eksklusif, maka hal ini dapat menyebabkan bayi mengalami bingung puting yang nantinya menghambat kelancaran pemberian ASI. Meski begitu menghilangkan kebiasaan penggunaan dot bisa lebih mudah dibandingkan dengan ibu jari.
Beberapa bayi ada yang sensitif terhadap dot terutama dari tekstur, rasa dan baunya. Selain itu dot memiliki dasar yang sempit sehingga bayi hanya membuka sedikit mulutnya yang dapat mengakibatkan daya isap bayi berkurang.
Tapi para ahli menyarankan agar kebiasaan memberikan dot atau menghisap ibu jari dilakukan seperlunya saja.
Jika dot atau menghisap ibu jari digunakan terus menerus bisa berakibat buruk pada struktur giginya dan menjadi lambat bicara karena terlalu asyik mengedot atau menghisap ibu jari.
Menyusui adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan mengisap si bayi dan terhindar dari kebiasaan menghisap ibu jari atau penggunaan dot.
(ver/ir-detik)