Vibrator adalah alat bantu seks yang banyak digunakan perempuan. Alat ini muncul karena banyak perempuan yang kesulitan mencapai orgasme. Dengan vibrator saraf-saraf sekitar vagina yang aktif semakin banyak yang membuat perempuan mudah orgasme.
Tapi mulai ada kekhawatiran di negara-negara barat, vibrator akan membuat perempuan menjadi kecanduan dan berisiko menjadikannya sebagai pengganti pasangan intim. Vibrator digunakan di luar vagina untuk merangsang klitoris.
Dapatkah seorang wanita menjadi begitu tak terkendali dalam menggunakan vibrator?
Pakar seks dan penulis buku seks Dr Yvonne K. Fulbright mengatakan tidak ada yang salah dalam menggunakan vibrator dalam melakukan hubungan seks.
"Tidak ada yang berbahaya, tidak ada yang buruk atau tidak sehat tentang penggunaan vibrator," ujar Dr Yvonne seperti dilansir dari FoxNews, Jumat (12/2/2010).
Diakuinya memang ada beberapa kasus perempuan yang menggunakan vibrator karena sulit mencapai klimaks ketika melakukannya sendiri atau bersama pasangannya tanpa alat ini.
Menurutnya ada dua alasan kenapa vibrator banyak disukai perempuan:
1. Adanya rangsangan klitoris.
Vibrator memberikan sensasi langsung dan kuat terhadap 8.000 ujung saraf di mahkota perempuan. Daerah ini seringkali tidak cukup mendapat perhatian selama melakukan seks.
2. Adanya respons tubuh.
Tubuh akan belajar merespon dengan cara dan pola tertentu setelah menggunakan vibrator.
Wanita yang menggunakan vibrator umumnya mengaku waktunya lebih efisien dan bisa mencapai kenikmatan seperti orgasme serta tidak membuatnya patah semangat karena sulit mencapai orgasme saat berhubungan intim.
Wanita terutama di negara-negara barat juga mengaku lebih senang dan aman menggunakan sex toy ketimbang harus melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang mungkin memiliki penyakit menular.
Untuk menghindari kecanduan vibrator, Dr Yvonne menyarankan perempuan jangan menjadikan ini sebagai kegiatan rutin. Ubahlah cara penggunaanya misalnya dengan menggunakannya di tangan yang bisa membantu mengistirahatkan tangan dan hindari berfantasi yang berlebihan.
Dr Yvonne mengatakan jangan sampai alat bantu seks membuat wanita cenderung memilih masturbasi daripada bersama pasangannya karena itu tidak sehat untuk hubungan mereka nantinya. Menikah lebih sehat daripada melakukan seks sendirian.
(ir/ver-detik)